Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Kompas

UMP DIY 2012 Belum Ditetapkan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com- Hingga pertengahan November ini, upah minimum provinsi DIY belum juga ditetapkan. Padahal, UMP semestinya ditetapkan 60 hari sebelum diberlakukan pada awal tahun 2012 mendatang. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, rencananya UMP DIY 2012 akan ditetapkan, Kamis kemarin. Namun, beberapa kepala daerah tidak berada di Yogyakarta, sehingga kesepakatan UMP belum bisa ditandatangani. "Hari Senin (21/11) nanti kemungkinan UMP baru bisa diputuskan setelah para bupati bisa hadir semuanya," kata Sultan," di Kepatihan, Yogyakarta. UMP DIY 2012 yang diajukan Dewan Pengupahan Provinsi kepada gubernur DIY sebesar Rp 873.845 per bulan atau naik sekitar 8 persen dari UMP 2011 sebesar Rp 808.000 per bulan. Namun, Aliansi Buruh Yogyakarta menilai kenaikan UMP  sebesar 8 persen  terlalu rendah dan tidak sesuai dengan kebutuhan hidup layak buruh di Yogyakarta. Apalagi, kenaikan upah ini hanya diukur berdasarkan kebutuhan hidup buruh la...

Angin Kencang dan Hujan Es di Lereng Merapi, 114 Rusak

Angin kencang dan hujan es menerjang empat dusun di Desa Pucanganom, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (12/11/2011) sore. Akibat kejadian itu, 114 rumah warga, satu gedung PAUD, dan satu kandang ayam mengalami kerusakan di bagian atap. Selain itu, angin kencang juga merobohkan lima pohon, yang akhirnya menimpa dan merusak jaringan listrik di desa.  Kondisi yang gelap gulita, akhirnya juga membuat perbaikan atap rumah tidak bisa tuntas dilaksanakan. "Karena tidak ada penerangan, pembersihan dan perbaikan dampak kerusakan akan kembali dilanjutkan besok pagi," ujar Muslim, salah seorang anggota tim Search and Rescue (SAR) Kabupaten Magelang. Kepala Desa Pucanganom, Sujarwanto, mengatakan, kejadian ini diawali hujan deras pada Sabtu siang. Setelah itu, sekitar pukul 14.45, muncul angin kencang dari arah barat, yang kemudian disusul hujan es selama 25 menit. Butiran-butiran es yang turun sebesar kelereng. Sumber : Kompas   Translate...

Perampok Nasabah BCA Yogyakarta Dibekuk

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polresta Yogyakarta Kombes Mustaqim menyatakan, jajarannya telah menangkap pelaku perampokan nasabah Bank Central Asia (BCA), yang terjadi beberapa waktu lalu di Yogyakarta. Hanya, secara teknis, informasi mengenai penangkapan beserta detailnya akan disampaikan di Polda Daerah Istimewa Yogyakarta (Polda DIY). "Iya, benar, tapi akan dirilis di Polda DIY. Kami masih berkoordinasi dengan Kasat," katanya singkat, Rabu (9/11/2011). Meski dipastikan bahwa para pelaku perampokan nasabah BCA sudah ditangkap, Polresta Yogyakarta masih mempunyai pekerjaan rumah sejumlah kasus serupa. Kasus-kasus itu antara lain perampokan di Danamon Simpan Pinjam di Lingkar Utara, perampokan di Bank Rakyat Indonesia Timoho, serta perampokan uang dan emas di wilayah Umbulharjo, Yogyakarta. Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction BCA Customer Yogyakarta Robbers Arrested YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Yogyakarta Police chief Sr. Com...

Sekitar 32.000 Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Yogyakarta mendata sekitar 32.000 kartu pemilih nonfaktual dari total 322.840 kartu pemilih dalam Pilkada Yogyakarta. Akibatnya, sekitar 10 persen pemilih diprediksi tidak akan menggunakan hak suara mereka dalam pilkada, Minggu (25/9/2011) ini. "Kartu pemilih nonfaktual adalah surat suara yang dimiliki pemilih yang terdaftar, tetapi orangnya tidak berada di Yogyakarta. Kartu pemilih ini sengaja tidak kami berikan kepada siapa-siapa agar tidak disalahgunakan," kata Ketua KPU Kota Yogyakarta Nasrullah saat meninjau proses pemungutan suara di tempat pemungutan suara 10 Panembahan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Menurut Nasrullah, para pemilih nonfaktual sebenarnya memiliki kartu tanda penduduk dan kartu C1 di Yogyakarta, tetapi mereka tidak berada di Yogyakarta. Dengan prediksi sekitar 32.000 warga Yogyakarta yang tak menggunakan suara, KPU Kota Yogyakarta masih optimistis tingkat partisipasi warga dalam Pil...

Perpanjangan Masa Jabatan Sultan, Sikap Pemerintah Harus Jelas

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Perpanjangan masa jabatan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X yang berulang kali terjadi merupakan preseden buruk bagi masyarakat Yogyakarta. Hal ini menunjukkan sikap pemerintah yang menjadikan persoalan ini mengambang. "Jika ini dibiarkan, kepercayaan masyarakat pada manajemen negara akan berkurang. Apalagi, masyarakat DIY sudah terlalu sering dipermainkan seperti ini," kata Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY Haris Sutarto, Senin (19/9/2011) di Yogyakarta. Menurut Haris, pemerintah harus membuat sikap yang jelas terkait nasib Yogyakarta. "Pemerintah dan DPR memang sudah membahas Rancangan Undang-Undang Keistimewaan Yogyakarta, tapi tak ada semangat untuk menyelesaikan," paparnya. Tanggal 9 Oktober 2011 mendatang, masa perpanjangan jabatan Sultan sebagai Gubernur DIY habis. Namun, hingga saat ini belum ada keputusan apa pun dari pemerintah apakah akan memperpanjang masa jabatan tersebut atau tidak. Translate Using Goo...

Jalan Kaki 4 Kilometer, Cari Air Bersih

KULON PROGO, KOMPAS.com - Masyarakat Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo Di Yogyakarta, mulai merasakan dampak dari kemarau panjang. Sejumlah mata air yang ada mulai mengering. Warga terpaksa mencari sumber mata air alternatif, kendati harus berjalan lebih dari empat kilometer. Salah seorang warga, Samariah (34) mengaku sumur di rumahnya tidak lagi mengeluarkan air. Dia terpaksa mencari air dari Sungai Tuk Lanang yang berjarak sekitar 4 kiometer dari rumahnya. "Sudah lebih dari sebulan ini saya harus jalan mencari air," tutur warga Sabrang, Giripurwo, Girimulyo ini, Selasa (14/9/2011). Mencari air bersih dilakukannya setiap hari. Hampir setiap pagi dan sore dia mencari air dengan klenting berkapasitas 15 liter. Air yang dibawa pulang ini kemudian ditaruh di genthong untuk persediaan minum. Sedangkan mandi, dirinya menggunakan air sungai. "Belum ada bantuan dari pemerintah," tambahnya. Camat Girimulyo, Sumiran mengatakan sedang melakukan pendataan terh...

1.500 PNS DIY Kurang Produktif Bekerja

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Secara faktual, Pemerintah Provinsi DIY kekurangan tenaga teknis sebanyak 2.500 orang. Namun, DIY juga kelebihan sebanyak 1.500 PNS yang rata-rata berumur di atas 40 tahun dan kurang produktif dalam bekerja. "Mereka umumnya bekerja seadanya. Datang ke kantor, merokok, baca koran, dan melakukan tugas semampunya," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi DIY Ikhsanuri, di Yogyakarta. Menanggapi hal ini, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY Sudibyo mengatakan, sebanyak 1.500 PNS tersebut kurang bekerja optimal karena dua hal, yaitu penempatan yang belum tepat dan kurangnya kompetensi. Rencananya, BKD DIY akan berkoordinasi dengan Badan Pendidikan dan Pelatihan DIY untuk melakukan analisis. "Kami akan memastikan apakah ketidakoptimalan kerja mereka disebabkan penempatan tugas yang belum tepat atau karena kurangnya kompetensi. Hingga saat ini kami juga belum bisa menentukan target kapan keku...

Bisnis "Game" dan Animasi Yogyakarta Mulai Bergairah

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Industri kreatif game dan animasi di Yogyakarta mulai menggeliat. Hal ini ditandai dengan munculnya komunitas-komunitas game dan animasi serta masuknya perusahaan game internasional di Yogyakarta. "Di Yogyakarta sudah tumbuh sekitar 20 komunitas game dan animasi, yang tergabung dalam Jogja Animations Gallery (JAG). Komunitas-komunitas yang setiap bulan berkumpul ini juga memiliki studio-studio animasi sendiri-sendiri," kata Direktur Politeknik Seni Yogyakarta M Lazim, Rabu (7/9/2011) di Yogyakarta. Selain tumbuhnya komunitas-komunitas game dan animasi, sebuah perusahaan game berskala internasional yang berpusat di Perancis, Gameloft, juga telah mendirikan anak cabang, yaitu PT Gameloft Indonesia, di Yogyakarta sejak tahun 2010. "Ketersediaan sumber daya manusia di Yogyakarta yang kompeten dalam bidang game dan animasi tentu saja menjadi alasan masuknya perusahaan-perusahaan game dan animasi ke Yogyakarta. Bahkan, sekarang juga banya...

11.000 Penumpang dari Stasiun Yogya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Puncak arus balik melalui Stasiun Yogyakarta terjadi sejak Sabtu hingga hari ini, Minggu (4/9/2011). Sebanyak 11.000 penumpang diberangkatkan dari Stasiun Yogyakarta. "Semua penumpang yang membeli tiket pasti terangkut," ungkap Eko Budianto, Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi VI Yogyakarta di Stasiun Tugu, Yogyakarta, Minggu. Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, antrean ratusan penumpang terus terjadi, terutama di loket penjualan langsung pada hari keberangkatan. "Saya antre sejak pukul 06.00, tetapi tidak mendapatkan tiket. Padahal, saya harus segera kembali ke Jakarta karena besok sudah mulai kerja," ujar Tarjono, calon penumpang kereta ketika dijumpai siang ini. Calon penumpang yang kehabisan tiket kereta memilih menggunakan bus untuk kembali ke Jakarta. "Daripada tidak menentu dan kehabisan tiket lagi jika menunggu kereta berikutnya, saya pilih naik bus saja. Moga-moga dapat tiket bus ke Ja...

Razia Tiket Digencarkan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tim gabungan dari TNI dan PT Kereta Api Daerah Operasi VI Yogyakarta terus melakukan razia tiket pada penumpang arus balik lebaran di Stasiun Tugu Yogyakarta. Dalam razia tiket di kereta Fajar Utama jurusan Jakarta yang diberangkatkan pukul 08.00 WIB, petugas menemukan seorang oknum anggota TNI yang naik kereta tanpa tiket. Oknum tersebut kemudian diminta turun dari kereta. Selain itu, petugas juga menemukan tiket khusus untuk anggota TNI yang disalah gunakan oleh warga sipil, serta keluarga yang membawa anak-anak, namun tidak dibelikan tiket sehingga diminta untuk membeli tiket. "Pemeriksaan tiket secara serentak dan gabungan kami lakukan selama arus balik lebaran. Jumlah pelanggaran atau penumpang yang tidak bertiket pun terus menurun," ungkap Asdo, Kepala Stasiun Besar Yogyakarta, Jumat (2/9/2011) di Stasiun Tugu Yogyakarta. Lebih lanjut Asdo menjelaskan, pelanggaran paling sering adalah penyalahgunaan tiket khusus anggota TNI yan...

Din: Perbedaan Ini Jangan Dipermasalahkan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan ribu umat Islam di Yogyakarta Selasa (30/8/2011) pagi mengikuti Salat Idul Fitri di alun-alun utara Keraton Yogyakarta. Menjadi Imam Salad Id yang dimulai pukul 07.00 tersebut adalah H. Ahmad Irfan. Sementara, Ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin bertindak sebagai Khatib. Dalam khotbahnya, Din Syamsudin meminta agar perbedaan penetapan hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H tidak dijadikan pertentangan dan dipermasalahkan ataupun dibesar-besarkan. "Kami berharap perbedaan ini jangan dipermasalahkan, mari kita tingkatkan ukhuwah Islamiah, persatuan umat Islam dan bangsa Indonesia," ungkap Din dalam khotbahnya di alun- alun utara Keraton Yogyakarta. Selain masalah perbedaan penetapan Hari lebaran, Din juga menyorot makin maraknya korupsi yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif bahkan yudikatif. Banyak pejabat yang menggunakan uang negara alias uang rakyat untuk kepentingan pribadi dan golongannya. "Kasus korupsi makin...

Lomba Panahan Tradisional

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 23 peserta panahan tradisional mengikuti lomba memanah yang diselenggarakan di lapangan Kestalan Pakualaman, Yogyakarta, Sabtu (27/8/2011). Kegiatan lomba panahan gaya Mataraman ini adalah untuk melestarikan tradisi panahan yang sudah ada sejak zaman dulu, sekaligus memberi kesempatan kepada pemanah mengasah kemampuanya. Peserta panahan yang berhasil mengenai kepala bandul berwarna merah, akan memperoleh nilai tiga. Sementara jika mengenai bantul putih mendapat nilai satu. Setiap peserta dengan nilai terbesar akan menjuarai lomba panahan, dan berhak memperoleh hadiah uang tunai Rp 75.000. Juara kedua memperoleh hadian uang tunai Rp 50.000, dan juara ketiga uang tunai Rp 35.000 Tujuan utama lomba adalah melestarikan tradisi dan melatih kemampuan pemanah. Selain itu peserta diwajibkan mengenakan pakaian tradisional untuk menularkan budaya tradisonal kepada generasi muda. Translate Using Google Translate May Need Grammar Correcti...

2,5 Juta Sepeda Motor Bakal Masuk Yogya

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Tim pemantau angkutan lebaran Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memprediksi jumlah sepeda motor yang masuk wilayah DIY pada masa angkutan lebaran mencapat 2,5 juta unit. Sedangkan untuk mobil sekitar 1,1 juta unit, bus 97 ribu unit dan truk berjumlah 159 ribu unit atau mengalami kenaikan sekitar 4,9 persen dibandingkan tahun lalu (2010). Pada lebaran tahun 2010 lalu, jumlah sepeda motor yang masuk Yogyakarta berjumlah 2.410.129. "Kami memprediksi ada angka kenaikan yanng signifikan pada kendaraan bermotor yang akan masuk Yogyakarta pada masa lebaran nanti," ungkap Kapolda DIY Brigjen Tjuk Basuki, Selasa (23/08/2011) dalam keterangan pers tentang pengamanan dan kesiapan menghadapi lebaran 2011. Diperkirakan, lanjut Tjuk, puncak arus mudik di Propinsi DIY akan terjadi pada tanggal 27 Agustus mendatang. Sedangkan arus balik diperkirakan terjadi tanggal 3 September 2011. "Para pemudik yang menuju maupun yang melewati Yogyakart...

Sultan: Ariflah Menyikapi Kemerdekaan

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk tetap arif menyikapi kondisi bangsa yang mengalami krisis berkepanjangan. Ini dilakukan agar masyarakat dapat mengerti makna proklamasi kemerdekaan yang sesungguhnya. "Setelah 66 tahun merdeka, rakyat berhak bertanya buat apa kemerdekaan itu jika sekarang bangsa ini selalu terancam oleh perseteruan, konflik, dan krisis kepercayaan yang berkepanjangan?" kata Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara malam tirakatan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke 66 tingkat Propinsi DIY, di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, Selasa (16/8/2011) malam. "Untuk merdeka, berapa banyak rakyat yang telah menjadi korban dan berapa banyak prajurit yang telah gugur? Tidak terhitung banyaknya harta dan nyawa yang telah diserahkan," lanjutnya. Lebih lanjut Sultan mengatakan, tidak ada peluang bagi rakyat yang prihatin mengamati situ...

Jelang Idhul Fitri : Puluhan Susu Kedaluwarsa Disita Petugas

KULON PROGO, KOMPAS.com — Puluhan susu bubuk dari berbagai merek dan kemasan disita oleh petugas gabungan dari Pemkab Kulon Progo pada razia produk jelang Lebaran, Jumat (12/8/2011). Produk susu yang disita petugas dari sejumlah pedagang di Pasar Sentolo terbukti sudah kedaluwarsa. Petugas yang merupakan gabungan dari Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, serta Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan setiap harinya terus memantau perdagangan barang di sejumlah pasar tradisional. "Sebagian susu ini kedaluwarsa, pada 2009 lalu, tetapi masih dijual," ucap Kasi Penyidikan dan Penindakan Satpol PP Kulon Progo Qomarul Hadi. Puluhan susu ini rencananya akan dimusnahkan. Pedagangnya diberikan surat teguran agar lebih aktif mengecek kondisi dagangannya. Di sisi lain, warga diimbau untuk lebih teliti dalam mengecek barang yang dibelinya karena barang yang sudah kedaluwarsa bisa berbahaya bagi tubuh. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan se...

PM Toh Menebar Senyum di Lereng Merapi

KOMPAS.com — Senyum lebar terlihat dari puluhan anak lereng Gunung Merapi yang tinggal di Kecamatan Dukun. Senyum itu mengembang saat Agus Nur Amalia atau yang lebih dikenal dengan PM Toh, seniman pendongeng asal Pulau Weh, Provinsi Aceh, membawakan cerita lucu di Padepokan Prasetya Budya, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (24/7/2011). Dalam penampilannya, ia mengantarkan cerita asal-muasal munculnya manusia di muka bumi. Untuk menggambarkan bumi, ia menggantung bola plastik pada seutas tali. Untuk matahari, bola tersebut ia bungkus menggunakan plastik berwarna merah. Sementara untuk samudra, ia menggambarkannya dengan sebuah ember besar berwarna biru. Setelah munculnya manusia pertama kali di muka bumi, Adam dan Hawa, keberadaannya melahirkan keturunan yang terus-menerus hingga mencapai jutaan manusia. Suatu ketika, di belahan bumi terdapat peristiwa letusan sebuah gunung berapi. Letusan itu ia gambarkan dengan plastik berwarna merah dibentuk ...

Pulang Berobat, Nenek Dijambret

KULON PROGO, KOMPAS.com - Suratinah (60), warga Pedukuhan IV Panjatan, Kulon Progo, DI Yogyakarta, Senin (18/7/2011) pagi tadi menjadi korban penjambretan. Tasnya yang berisi uang tunai dan surat-surat penting disambret di sekitar TK Pembina, Wates. Akibat kejadian ini korban menderita kerugian hingga jutaan rupiah. Suratinah menuturkan, dia baru memeriksakan di RSUD Wates. Pada sekitar pukul 09.00 WIB, korban berjalan kaki menuju ke kantor pajak melewati jalan tembus. Dia berjalan sendirian ketika sebuah sepeda motor memepetnya dan pengendaranya menarik tas hitam yang dibawanya. "Tadi sempat terjatuh karena mempertahankan tas," jelasnya. Selain uang tunai Rp 900 ribu, korban juga kehilangan sebuah ponsel, dan surat-surat penting lain. Wanti, salah seorang saksi, mengaku tidak menyangka korban menjadi korban penjambretan. Dia hanya melihat sepeda motor yang dikendarai seseorang berjaket kulit warna hitam di dekat nenek itu. Wanti baru menyadari yang terjadi setel...

Bus Rombongan Khitanan Masuk Jurang

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Sebuah minibus yang mengangkut lima anak peserta khitanan massal bersama orangtuanya masuk jurang sedalam 30 meter di Desa Tancep, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, Sabtu (2/7/2011). Dua orang di antara 17 penumpang meninggal dunia di lokasi kejadian, dan sisanya mengalami luka berat dan ringan. Pengemudi minibus selamat dan melarikan diri. Saat kejadian, minibus "Antar Anda" bernomor polisi AB-7043-CD itu sedang menuju lokasi khitanan massal di Kecamatan Karangmojo. Tepat di tanjakan Desa Tancep, minibus yang dikemudikan Sugeng (40) itu tidak kuat menanjak dan bergerak mundur hingga akhirnya terperosok ke jurang. "Saya berusaha menolong dengan mengeluarkan korban dari dalam minibus, dan mendapati dua penumpang sudah meninggal," kata Sulamto (42), saksi peristiwa tersebut. Dua korban meninggal adalah Sugeng (55) warga Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, dan Satimin (12) warga Trembana, Kecamatan Gedangsari. Se...

Minat Kerja di Luar Negeri Tetap Tinggi

KULON PROGO, KOMPAS.com — Minat warga Kulon Progo, DI Yogyakarta, untuk bekerja di luar negeri sebagai TKI tetap tinggi. Beberapa kasus kekerasan yang menimpa TKI tidak membuat para pencari kerja ini mengurungkan niatnya. Kepala Bidang Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kulon Progo Armansyah mengatakan bahwa tidak ada penurunan minat tenaga kerja untuk bekerja di luar negeri. Jumlah pendaftar dan yang mencari informasi masih terus berdatangan. "Tetap sama, tidak ada pengaruhnya," kata Armansyah, Sabtu (25/6/2011). Selama ini Pemerintah Kabupaten Kulon Progo hanya memberangkatkan tenaga kerja ke Malaysia, Brunei, Hongkong, ataupun Korea. Adapun untuk penempatan di Arab Saudi sebagai tenaga kerja wanita (TKW) memang sudah tidak dilakukan. Mereka bekerja pada sektor formal di pabrik-pabrik. "Sebagian besar tujuan Malaysia untuk pabrik," katanya. Sementara salah seorang pencari kerja, Martini, lebih memilih bekerja di Batam daripada di Malaysia atau di luar negeri...

Kirab Budaya di Malioboro Memukau Warga

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan seniman Yogyakarta, solo dan dari berbagai daerah, Senin (20/6/2011) sore memukau ribuan warga dan wisatawan di sepanjang Jalan Malioboro, dalam Kirab budaya pembukaan pasar seni Festival Kesenian Yogyakarta ke 23. Ketua panitia, Ryan Dwi Nugroho mengatakan, Kirab budaya kreatifitas di antara gunung dan samudra ini mengambil tema "Gayeng ki" dan diikuti ratusan peserta dari berbagai elemen. "Ada dukungan drumband dari TNI angkatan darat, Batik karnival, jathilan dan kirab anak-anak membawa wayang kulit serta tari kolosal," ujar Ryan di sela-sela acara di Malioboro. Tari kolosal, lanjutnya, dimainkan oleh ratusan penari dari berbagai daerah sambil membawa mahkota sempat memukau penonton. Tari kolosal dengan judul " Mahkota kejayaan untuk Yogyakarta" dibawakan oleh penari anak-anak dan dewasa. Kemudian diikuti kesenian jathilan dari kelompok kesenian "Wahyu turonggo mudho" dari Pajangan Bantul Yogyakarta. ...