Skip to main content

Seluruh Kuota PPDB SMP Yogyakarta Telah Terisi

Yogyakarta (ANTARA) - Seluruh kuota yang disiapkan dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP negeri di Kota Yogyakarta dipastikan terisi, namun siswa wajib melanjutkan tahap daftar ulang agar terdata sebagai siswa di sekolah yang ditetapkan.

“Proses daftar ulang dilakukan hingga Jumat (5/7). Jika calon siswa tidak melakukan daftar ulang hingga batas yang ditetapkan, maka kursi tersebut akan tetap dikosongkan karena tidak ada yang namanya siswa cadangan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Budi Ashrori di Yogyakarta, Kamis.

Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta menyediakan kuota sebanyak 3.462 siswa untuk PPDB SMP tahun ini.

Menurut dia, kualitas siswa yang diterima di seluruh SMP negeri di Kota Yogyakarta, 16 SMP negeri, pada penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun ini lebih baik dibanding dengan tahun lalu, setidaknya dilihat dari nilai USBN untuk calon siswa yang mendaftar.

Ia juga menyebut, pelaksanaan PPDB SMP yang dilakukan secara online pada tahun ini berjalan cukup lancar dan minim aduan dari masyarakat.

“Proses PPDB dilakukan berdasarkan sistem zonasi. Kami sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan akses ke masyarakat agar mendapat sekolah yang diinginkan,” katanya.

Pada PPDB SMP tahun ini, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta membuka beberapa jalur penerimaan yang dimulai dari jalur bibit unggul sekolah dengan kuota 10 persen dari total daya tampung, dilanjutkan dengan jalur zonasi jarak sebanyak 30 persen dari daya tampung.

Jika siswa asal Kota Yogyakarta tidak diterima melalui dua jalur tersebut, maka masih berkesempatan mengikuti jalur zonasi mutu yang didasarkan pada nilai USBN SD. Kuota untuk zonasi tersebut mencapai 40 persen dari daya tampung sekolah.

Selain itu, warga dari luar Kota Yogyakarta yang ingin mendaftar di SMP negeri di Kota Yogyakarta difasilitasi menggunakan zonasi luar daerah sebanyak lima persen dari total kuota, dan siswa yang mengikuti mutasi orang tua ke Kota Yogyakarta bisa memanfaatkan jalur mutasi dengan kuota lima persen.

“Masih perlu sedikit evaluasi untuk PPDB SMP tahun ini, salah satunya sistem bujur dan lintang untuk menentukan jarak tengah RW yang dijadikan dasar penetapan untuk zonasi jarak,” katanya.

Sedangkan untuk satu calon siswa berkebutuhan khusus yang mendapat diskresi masuk ke SMP Negeri 13 Yogyakarta, Budi memastikan, sudah melakukan koordinasi dengan SMP yang dituju dan calon siswa tersebut dipastikan diterima.

“Tinggal mengurus proses daftar ulang. Ia tidak bisa mengikuti PPDB karena nilainya terlambat keluar. Nilainya pun baik sehingga masuk dalam ‘passing grade’ untuk zonasi luar daerah di SMP tersebut,” katanya.

Sedangkan untuk penyediaan guru pendamping khusus (GPK) bagi siswa difabel, Budi mengatakan, akan berkoordinasi dengan Komite Disabilitas dan UPT Disabilitas. “Jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan,” katanya yang pada tahun ini menerima 11 siswa difabel yang tersebar di beberapa sekolah.

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 13 Yogyakarta Suramanto memastikan, anak bernama Mutiara Azzahra yang memperoleh diskresi diterima sebagai siswa di SMP tersebut. “Namanya sudah muncul dalam daftar, tinggal melakukan daftar ulang saja,” katanya.

Selain Mutiara, SMP Negeri 13 Yogyakarta juga menerima satu siswa difabel lain yang berasal dari SLB bagian C. “Kami upayakan untuk GPK, tetapi tetap berkoordinasi dengan dinas terkait,” katanya.

Sebelumnya, SMP Negeri 13 Yogyakarta juga pernah menerima siswa difabel yang saat ini sudah duduk di kelas 9. “Tidak ada masalah dengan mengajar anak berkebutuhan khusus. Anaknya juga cerdas,” katanya yang menyebut tahun ini menerima 137 anak dengan satu kelas khusus olahraga.

Sumber : AntaraNews Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj