Skip to main content

Hari pertama UNBK SMK di Sleman Diwarnai Keterlambatan "Log in"

Sleman (ANTARA) - Hari pertama pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, sempat diwarnai keterlambatan untuk "log in" (masuk) ke sistem sekitar 10 menit.

Keterlambatan "log in" tersebut diketahui saat Bupati Sleman Sri Purnomo bersama dengan Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) DIY Priya Santosa melakukan pemantauan penyelenggaraan UNBK tingkat SMK di di dua SMK yaitu SMKN 1 Tempel dan SMK Muhammadiyah Tempel.

"Penyelenggaraan UNBK di hari pertama ini secara keseluruhan dinilai berjalan lancar. Namun, dalam proses awal pelaksanaan, peserta ujian mengalami keterlambatan 'log in' ke dalam sistem selama 10 menit," kata Kepala Balai Pendidikan Menengah (Dikmen) DIY Priya Santosa.

Menurut dia, keterlambatan "log in" tersebut terpantau di kedua Sekolah yang dikunjungi tersebut.

"Sistem ini kan 'central' (terpusat), jadi kemungkinan saat semua mengakses pada waktu yang bersamaan, ada 'trouble'. Antisipasinya nanti kita akan tambah waktu jika para peserta belum belum selesai. Artinya ada tambahan sesuai dengan waktu keterlambatan di awal yaitu 10 menit," katanya.

Ia mengatakan, kendala tersebut menjadi bahan evaluasi untuk antisipasi pelaksanaan UNBK gelombang selanjutnya.

"Kami juga akan melakukan konfirmasi kepada pusat mengenai kendala tersebut apakah terjadi di semua Sekolah atau hanya sebagian saja," katanya.

Priya mengatakan UNBK tingkat SMK di Kabupaten Sleman pada 2019 diikuti oleh 7.274 siswa.

"Dari jumlah peserta ujian tersebut, seluruh siswa dapat mengikuti pelaksanaan UNBK pada hari pertama serta dipastikan seluruh SMK di Kabupaten Sleman meyelenggarakan UNBK secara mandiri," katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan secara keseluruhan penyelenggaraan UNBK hari pertama berjalan lancar.

"Masing-masing sekolah melaksanakan UNBK membagi menjadi beberapa gelombang menyesuaikan jumlah peserta ujian," katanya.

Sri Purnomo menyampaikan bahwa pada pelaksanaan hari pertama, seluruh peserta ujian dapat mengikuti UNBK.

"Diharapkan seluruh siswa atau peserta ujian di Kabupaten Sleman dapat mengikuti UNBK selama empat hari tanpa terkendala sesuatu," katanya.

Terkait dengan antisipasi adanya kendala, Sri Purnomo menjelaskan bahwa masing-masing sekolah telah menyiapkan kemungkinan-kemungkinan seperti halnya listrik mati.

"Masing-masing sekolah telah menyiapkan cadangan daya listrik (generator set) jika terjadi gangguan listrik," katanya.

Sedangkan terkait kendala keterlambatan "log in", Sri Purnomo mengatakan bahwa informasi tersebut baru didapat saat melakukan pantauan.

"Diharapkan kendala keterlambatan log in tersebut tidak menjadi kendala yang dapat menghambat proses pelaksanaan UNBK di Kabupaten Sleman," katanya.

Sumber : AntaraNews Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj