Skip to main content

Jual Elang dan Kakak Tua Ditangkap Polisi di Yogya

Sleman - Polisi menangkap seorang pria warga Srandakan, Bantul inisial SR (21), yang nekat memperdagangkan satwa liar dilindungi. Dari tangan pelaku, polisi mengamankan 7 ekor burung jenis elang dan kakak tua.

"Tersangka SR kita tangkap kemarin siang beserta barang buktinya," kata Direktur Reskrimsus Polda DIY, Kombes Pol Gatot Budi Utomo, saat jumpa pers di Mapolda DIY Jalan Ringroad Utara, Sleman, Kamis (12/4/2018).

Tujuh ekor burung yang diperdagangkan SR yakni dua ekor kakak tua jambul orange, dua ekor kakak tua jambul kuning, dua ekor elang bondol, dan satu ekor elang bido. 

Gatot menjelaskan penangkapan berawal ketika polisi menerima informasi adanya jual beli satwa liar di daerah Bantul. Setelah dilakukan penyelidikan, Rabu (11/4) kemarin polisi langsung melakukan penggerebekan di tempat tinggal pelaku sekaligus lokasi kandang satwa di daerah Palbapang, Bantul.

"Jadi ada informasi tersangka menawarkan seekor burung kakak tua jambul orange seharga Rp 3,5 juta. Anggota langsung ke lokasi dan melakukan penangkapan. Di lokasi kita temukan tujuh ekor burung itu," jelasnya. 

SR dijerat Pasal 40 ayat (2) jo Pasal 21 ayat (2) huruf a UU 5/1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara dan denda Rp 100 juta. 

Kepada polisi, SR mengaku telah 3 tahun ini memperdagangkan satwa liar dengan cara konvensional, yakni menawarkan kepada penghobi, menjual di pasar, atau mendatangi komunitas pecinta burung.

"Tersangka memperoleh satwa juga dari membeli di pasar dan masyarakat," imbuh Gatot.

Di kesempatan yang sama, Kepala Balai Konservasi Sumber Alam (BKSDA) DIY, Junita Parjanti mengungkapkan tujuh ekor burung sebagai tersebut merupakan satwa dilindungi. Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) akan merehabilitasi sebelum dikembalikan ke habitatnya.

"Akan kita bawa ke Stasiun Flora dan Fauna di Tahura Bunder Gunungkidul. Nanti setelah dirasa siap, akan kita lepas liarkan. Sekarang kondisi kesehatan tujuh burung ini sehat," jelasnya. 


(bgs/bgs)

Sumber Berita & Gamber : detikNews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj