Skip to main content

Edarkan Miras di Depan Gedung Agung, Nenek 8 Cucu Ditangkap Polisi

Yogyakarta - Sulastri (54), warga Banguntapan, Bantul, ditangkap polisi saat menjajakan minuman keras di depan Gedung Agung, Yogyakarta. Sebenarnya, nenek dengan delapan cucu ini sudah berupaya menyembunyikan dagangan "haram"-nya itu. Dia meletakkan botol-botol miras tersebut di bawah rak dagangannya.

Terbongkarnya usaha penjualan miras ini berawal ketika aparat Polsek Gondomanan, Kota Yogyakarta, melakukan penertiban parkir liar di sepanjang kawasan titik nol km. Saat itu, petugas melihat ada sekelompok remaja yang duduk di depan pagar Gedung Agung. Mereka yang duduk dan bercanda ria terlihat memutarkan sebotol minuman.

Curiga dengan aktivitas tersebut, beberapa anggota polisi lantas mendatangi para remaja itu. Ternyata, mereka sedang menikmati minum miras. Petugas lalu berusaha mengorek keterangan dari para remaja tersebut.

"Setelah dimintai keterangan, mereka membeli dari seorang pedagang di depan Gedung Agung," kata Kepala Polsek Gondomanan, Kompol Heru Muslimin, Senin (1/12/2014).

Tak ingin kehilangan jejak, aparat lantas mendatangi dan berhasil mengamankan Sulastri seorang, yang bekerja sebagai penjual minuman ringan di Gedung Agung. "Dia memang jualan minuman ringan. Tapi, di bawah minuman ringan, ada puluhan botol miras. Kita ketahui setelah digeledah," ucap Heru.

Polsek Gondomanan akhirnya mengamankan Sulastri, bersama tujuh remaja yang melakukan pesta miras di depan Gedung Agung. "Kawasan titik nol km memang sering dijadikan lokasi pesta miras. Kita berharap ini menjadi perhatian bersama untuk mengantisipasi supaya kawasan itu terbebas dari minuman keras," kata dia.

Sumber : Kompas Online

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj