Skip to main content

Tambahan Kuota LPG 3 Kg di Sleman Tak Terpakai

Tingkat konsumsi elpiji 3 kilogram di Kabupaten Sleman selama lebaran ternyata tidak seperti yang diprediksi. Tambahan kuota hingga 12 persen yang dilakukan pemerintah ternyata tidak terpakai.

Kasi Pengembangan Dinas Energi Sumber Daya Air dan Mineral (ESDAM) Kabupaten Sleman Purwoko Suriatmanto mengungkapkan, tingkat konsumsi elpiji 3 kilogram selama lebaran kemarin terbilang sama dengan konsumsi sehari-hari, yakni 29.800 tabung perhari. Padahal pemerintah dan Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) DIY telah menambah kuota hingga 12 persen menjadi 32.800 perhari.

"Ternyata diluar prediksi kami. Permintaannya terbilang tidak ada perubahan dengan hari-hari biasa. Di sejumlah pangkalan masih ditemukan sisa hingga 1.000 tabung lebih. Sisa tersebut tidak lantas kami kembalikan ke Pertamina. Melainkan tetap disimpan di pangkalan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya kepada KRjogja.com, Selasa (5/8/2014).

Purwoko menambahkan, ada sejumlah faktor yang membuat konsumsi elpiji 3 kilogram tidak melonjak di lebaran tahun ini. Bisa saja karena masyarakat sudah banyak yang beralih ke gas 12 kilogram atau bright gas.

Untuk sisa dari tambahan kuota gas selama lebaran lalu, hingga kini masih tersimpan di pangkalan. Nantinya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dari Pertamina nantinya akan mengurangi jumlah pengiriman elpiji tiga kilogram, tanpa mengganggu batas aman.

"Sisa gas tersebut kami prediksi mampu untuk memenuhi kebutuhan gas di Kabupaten Sleman untuk 4-5 hari kedepan," ujarnya.

Sumber : Krjogja

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj