Skip to main content

Dana BOS DIY 2013 Mulai Cair

YOGYAKARTA – Anggaran bantuan operasional sekolah (BOS) untuk Provinsi DIY 2013 menurun dibanding tahun sebelumnya. Ini disebabkan adanya sisa anggaran 2012 sekitar Rp3,124 miliar yang kemudian dialokasikan tahun ini.

“Penurunan anggaran dikarenakan adanya kesalahan rekap data jumlah siswa pada alokasi dana BOS 2012. Surat keputusan (SK) alokasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hampir semua siswa sekolah swasta dihitung sampai dua kali,” ungkap Ketua Tim Manajemen BOS DIY Singgih Raharja kemarin. Ditemui di ruang kerjanya, Singgih menuturkan total anggaran BOS yang diterima DIY tahun kemarin mencapai Rp263,7 miliar.

Sementara alokasi BOS 2013 Rp260,6 miliar. Untuk penerimanya, tahun ini terhitung 426.745 siswa SD dan SMP. Untuk 2013, BOS dianggarkan untuk 420.934 siswa. ”Meski ada kesalahan,sisa anggaran tersebut tidak langsung dikembalikan di pusat, tapi dikelola di Kas Umum Daerah (KUD),” papar Singgih. BOS 2013 triwulan pertama saat ini sudah cair. Dana disalurkan langsung melalui rekening sekolah,Rabu (2/1).

Jumlah dana yang dicairkan pada triwulan pertama ini sekitar Rp65 miliar. Anggaran BOS 2013 masih sama dengan 2012, yakni Rp580.000/siswa/tahun untuk SD dan Rp710.000/siswa/tahun bagi siswa SMP.Penyalurannya tetap empat kali setahun. Pihaknya berharap anggaran BOS yang cair dari pusat bisa lebih dari yang telah dialokasikan.

Hal ini terkait rencana realisasi BOS bagi SMA dan SMK yang diwacanakan Rp1 juta/siswa/tahun. Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY Kadarmanta Baskara Aji menuturkan, alokasi BOS 2013 dari pusat berbeda dengan dana BOS 2013 untuk triwulan pertama. Perbedaannya pada jumlah siswa penerima. Data dari pusat dianggarkan untuk 420.934 siswa, sedangkan BOS triwulan pertama diberikan bagi 419.920 siswa. ratih keswara            

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj