Skip to main content

1.121 Korban Merapi Dapat Sertifikat Tanah Gratis

YOGYAKARTA - Sebanyak 1.121 keluarga korban letusan Gunung Merapi mendapat sertifikat tanah dari pemerintah. Sertifikat diberikan secara simbolis oleh Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X di Balai Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, Senin (7/1/2012).

Kepala Kanwil BPN DIY Arie Yuriwin mengatakan, warga yang mendapat sertifikat tanah terbagi di empat desa yakni Kepuharjo, Umbulharjo, Glagaharjo, dan Wukir Sari. "Semua sertifikat diberikan gratis," ujar Arie.

Dalam sambutan, Sri Sultan berharap agar masyarakat yang mempunyai tanah di Kawasan Rawan Bencana (KRB) untuk segera berkoordinasi dengan perangkat desa masing-masing supaya dapat dilakukan pendataan. "Saya minta untuk masyarakat yang mempunyai lahan di daerah KRB agar segera berkoordinasi, sehingga pendataan luas tanah kepemilikan bisa segera dilakukan," tegas Sultan.

Sultan Jamin Tanah Warga di KRB Tak "Diganggu"

YOGYAKARTA - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menjamin tanah warga yang berada di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB), sebanyak 3.000 bidang, dengan luas kurang lebih 300 hektar tidak akan diganggu oleh pemerintah. Selanjutnya, lahan itu akan segera disertifikatkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) DIY.

Sri Sultan seusai acara penyerahan sertifikat tanah gratis kepada korban erupsi Merapi mengatakan, pihak pemerintah tidak akan melakukan pembelian terhadap tanah kepemilikan warga. "Saya jamin Pemerintah tidak akan membeli tanah yang berada di KRB," kata Sultan, di Kantor Desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, pada Senin (7/1/2012).

Sri Sultan berharap, warga yang sampai saat ini belum bersedia direlokasi dengan alasan takut tanahnya dibeli oleh pemerintah, bisa segera turun dari wilayah KRB dan mau tinggal di hunian tetap. "Tanah tersebut statusnya masih milik warga dan warga masih membutuhkan lahan tersebut jadi tidak akan dibeli," tegas Sultan lagi.

Di tempat yang sama, Bupati Sleman, Sri Purnomo mengatakan, lahan milik warga yang tertimbun lava material lahar dingin ada sekitar 300 hektar. "Lahan tersebut akan segera disertifikatkan, karena seiring berjalannya waktu jumlah penduduk terus meningkat dan membutuhkan tempat tinggal," paparnya

Ia mengharapkan, BPN bisa bekerja dengan mengelola administrasi lahan yang tertimbun sehingga pendataan segara bisa dilakukan.

Sumber Berita & Gambar : Kompas Online

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj