Skip to main content

Pelajar Tewas Dilempar Mercon-Dada Korban Berlubang Tembus Paru-paru

SLEMAN– Siswa kelas X SMK 3 Jetis Yogyakarta, Harju Pambudi, 17, meregang nyawa akibat dilempar petasan berdaya ledak tinggi saat mengendarai motor di Jalan Sayegan, Dusun Margo Mulyo, Sayegan, Sleman kemarin.

Warga Bedilan, Margokaton, Seyegan,tersebut tewas akibat benda yang diduga petasan meledak mengenai dada kanan hingga menimbulkan lubang dan menembus paru-paru. Berdasarkan penelusuran SINDO, tindak kejahatan ini dialami korban seusai pulang sekolah sekitar pukul 14.30 WIB. Pelajar kelas X Jurusan Bangunan SMK 3Jetis Yogyakarta tersebut seperti biasa pulang sekolah mengendarai sepeda Honda Beat warna hitam bernopol AB 2175 RI.

Saat melaju diJalan Sayegan, korban bertemu dengan beberapa pemuda.Selanjutnya para pemuda tadi melempar petasan (mercon). Lemparan itu tepat mengenai dada sebelah kanan korban,dan langsung meledak. Diduga,pelemparan mercon itu dilakukan oleh kelompok siswa atau geng sekolah. Ayah korban, Rumantiyo, 66, baru mengetahui anaknya mengalami musibah pukul 15.00 WIB. Tak lama setelah kejadian.

Kabar tersebut didapatkan dari telepon petugas kepolisian yang meminta dirinya datang ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping,Sleman karena anaknya mengalami kecelakaan. Sesampai di rumah sakit, keadaan Harju Pambudi sudah kritis.”Dia dalam kondisi kritis saat saya sampai di rumah sakit, tidak sempat berkomunikasi dengan saya,” katanya sambil menerawang saat ditemui di rumah sakit tadi malam.

Sepengetahuannya, benda misterius tersebut merupakan petasan.Dugaannya itu berasal dari cerita saksi-saksi yang berada di sekitar lokasi kejadian. Mengingat mereka mendengar suara ledakan. ”Sepertinya petasan yang dilemparkan.Motornya tidak apa-apa,”ujarnya. Rumantiyo tidak mengira kalau Harju Pambudi akan meninggalkan keluarga begitu cepat. Sebab, paginya saat akan berangkat ke sekolah sikapnya tidak ada yang berubah.

Hanya, dua atau tiga hari belakangan Harju Pambudi sempat menceritakan kepadanya saat ini banyak terjadi tawuran antarpelajar.” Kalau paginya pamit sekolah seperti biasa.Sebelumnya, saya juga tidak mempunyai firasat apa-apa,”bebernya. Korban setelah mengalami pelemparan benda misterius, sekitar pukul 17.00 WIB dibawa ke rumah sakit untuk mendapat pengobatan.Karena kondisinya parah, korban akhirnya tewas.

”Dia anak pemberani,tidak cengeng,”kenangnya. Hingga pukul 21.00 WIB tadi malam, korban masih di kamar jenazah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping. Pihak keluarga dan teman-teman korban masih menunggu visum agar bisa dibawa pulang untuk dikebumikan besoknya. Salah satu teman sekolah korban,Juki Ibraham,17,warga Mlati,Sleman, mengatakan, korban merupakan anak periang. Sepengetahuannya di sekolah, Harju Pambudi tidak pernah berkelahi atau punya musuh di sekolahnya atau sekolah lain.

Kendati diduga petasan, tapi polisi tidak menemukan robekan kertas atau bendabenda bekas ledakan.”Ini yang menyulitkan. Kami temukan korban dipinggir jalan, motor distandar.Korban masih sadar, terus kami bawah ke RS At- Taurats terus dirujuk ke RS PKU,” ungkap Humas Polsek Sayegan Aiptu Teguh. Dia menginformasikan korban saat kejadian berpapasan dengan pengendara motor lain.Korban sendiri melaju dari timur ke barat.

”Baju seragam korban robek sementara lukanya menganga dan berlobang. Ada korban lain yang terkena percikan, tapi hanya luka ringan.Namanya Agus Triyanto, 12,warga Mlati. Saat itu dia naik motor di depan kendaraan korban,”tandasnya. Kapolres Sleman AKBP Hery Sutrisman mengatakan pihaknya baru mengumpulkan informasi dengan memanggil saksi enam orang.

Dari keterangan mereka diketahui ada suara ledakan sejenis petasan dan mencium bau mesiu. ”Saksi- saksi dari lokasi kejadian. Belum bisa kami pastikan penyebabnya, saat ini masih didalami,” ucapnya. ridho hidayat

Sumber : Seputar Indonesia Online

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj