Skip to main content

Pedagang Beras Dirampok, Rp100 Juta Amblas

SLEMAN – Rumah milik seorang pedagang beras di Dusun Tengahan, Sendangagung, Minggir, Sleman, dirampok dini hari kemarin sekitar pukul 00.30 WIB. Dalam aksinya, perampok juga menyakiti korbannya.

Humas Polsek Minggir,Aiptu Iswanto mengatakan, awal kejadian, perampok yang diduga berjumlah lima orang tersebut, masuk ke dalam rumah dengan cara merusak pagar depan rumahnya.

Saat itu, seluruh anggota keluarga di dalam rumah,yaitu Sumardi,56, Mujirah, 50, dan Anang, 25, sedang tertidur pulas. Para pelaku kemudian masuk ke kamar tidur Sumardi dan Mujirah,membangunkannya untuk dipaksa memperlihatkan letak harta yang disimpannya. “Sempat diancam, namun meski takut,kedua korban menolak permintaan mereka,”kata dia,kemarin.

Akibat penolakan tersebut, keduanya dianiaya oleh pelaku dengan menggunakan linggis. Bahkan, sempat salah satu pelaku menggunakan alat setrum untuk menyiksa korban hingga pingsan. “Kedua korban pingsan, dan kemudian diikat. Setelah itu, pelaku mendatangi kamar Anang (anak korban) untuk disekap,”ujarnya.

Setelah berhasil menyekap korban, para pelaku mengambil uang Rp100 juta dan dua ponsel milik korban. “Anang yang disekap bisa meloloskan diri dan minta bantuan para tetangga. Sementara para pelaku sudah lolos.Kedua korban, suami istri tersebut kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Hidayatullah Yogyakarta,” paparnya.

Sementara, Panit Reskrim Polsek Minggir,Aiptu Sukatidjo mengatakan, pelaku perampokan diduga dilakukan oleh lima orang.Selain itu,dari olah tempat kejadian, diduga kuat mereka sudah mempelajari terlebih dahulu lokasi yang akan dirampok. ridho hidayat

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj