Skip to main content

Acungkan Sayur, Pedagang Tuntut Penertiban Pasar di Yogya

Yogyakarta - Dengan membawa berbagai jenis sayuran, para pedagang Pasar Kranggan Yogyakarta berunjuk rasa di depan pasar di Jl P. Diponegoro. Pedagang yang menempati lapak di dalam pasar ini menuntut Pemkot segera menertibkan keberadaan pedagang liar.

Para pedagang menilai tidak tegasnya pemerintah dalam menertibkan pedagang liar menyebabkan situasi semakin semrawut. Di luar pasar, pedagang tak resmi menjamur. Diperkirakan, jumlah pedagang liar semakin banyak sekitar 600-an hampir menyamai pedagang resmi yang mencapai 700-an.

Para pedagang yang sebagian merupakan nenek ini berorasi di depan pasar sambil mengacung-acungkan sayur-sayuran.

"Jualan kami semakin menurun. Lama-lama kami bisa bangkrut kalau pedagang liar dibiarkan terus," ungkap Walji Astuti(40), salah satu pedagang sayuran di Pasar Kranggan, Kamis (22/11/2012).

Para pedagang mengaku pendapatannya turun 40-50 persen karena makin banyaknya pedagang liar. Padahal mereka membayar retribusi secara tertib. Sementara pedagang liar tidak dipungut retribusi resmi.

Wakil Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kranggan, Waljito mengatakan, sebelumnya seluruh pedagang membuat kesepakatan dengan disaksikan aparat kecamatan. Pedagang liar hanya berdagang mulai pukul 3 pagi sampai pukul 07.30. Tetapi kesepakatan itu dilanggar. Di sela aksi, para pedagang menyobek-nyobek kesepakatan tersebut sebagai bentuk protes.

"Jika tidak dilakukan penertiban, kami pedagang resmi akan boikot bayar restribusi," kata Waljito.

Dalam aksi ini, mereka membentangkan poster yang antara lain bertuliskan "Dinlopas Jangan Cuma Duduk di Kursi", "Dintib Taati Aturan dan Tegas", "Kami Tak Percaya Janji Palsu", dan lain-lain.

Sumber Berita & Gambar : detikNews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj