Skip to main content

Ribuan Warga Yogya Berebut Gunungan Grebeg Besar

Yogyakarta - Kraton Yogyakarta menggelar Grebek Besar dengan mengarak lima gunungan di halaman Masjid Besar Kauman, Yogyakarta. Gunungan berisi barang-barang, buah-buahan dan sayuran itu menjadi rebutan ribuan warga karena dianggap gunungan itu membawa berkah.

Lima gunungan yang terdiri dari gunungan Kakung, Putri, Gepak, Pawuhan dan Darat tersebut, diarak dari Kraton menuju Masjid Besar Kaumanan oleh Prajurit Kraton. Kontan, ribuan warga Yogyakarta rela berdesak-desakan untuk memperebutkan sajian dalam gunungan itu. Mereka meyakini gunungan yang telah didoakan tersebut membawa berkah dan dapat memberi ketentraman.

Seroang warga, Ibu Darmo (65) mengatakan, untuk sayur-sayuran yang didapatnya dari gunungan akan dimasak, sementara untuk benda-benda seperti bambu disimpan dirumah. Ia mengaku setiap Grebeg dirinya selalu datang untuk mendapatkan barang-barang dari gunungan, meski sudah tidak lagi ikut berdesakan karena usianya yang sudah tua.

“Sayuran seperti tomat, terong dari gunungan ini kalau dimakan rasanya enak, membuat tubuh jadi lebih enak”, kata Darmo di Halaman Masjid Besar Kauman Yogyakarta, Jumat (26/10/2012).

Warga asal Bantul, DIY lainnya, Dulkadir (55), mengatakan bahwa barang-barang yang didapat dari gunungan dan akan dibawa pulang adalah bambu yang akan ditanamnya di sawah, agar tidak diserang wereng.

“Saya memang ambilnya bambu biar awet, kalau makanan kayak buah itu langsung habis. Bambu ini saya simpan dan saya tanam di sawah”, ucap Dulkadir.

Sumber Berita & Gambar : detikNews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj