Skip to main content

Ratusan Pelajar Yogya Flash Mob Tari Tradisional di Hari Sumpah Pemuda

Yogyakarta - Ratusan pelajar di Yogyakarta antusias merayakan Sumpah Pemuda yang jatuh hari ini. Mereka menggelar beragam pentas dan flash mob tari tradisional dengan tema "Ini Indonesiaku".

Para pelajar setingkat SMA ini berkumpul di Monumen Serangan Umum Satu Maret atau kawasan titik nol kilometer Yogyakarta. Mereka pentas musik, teatrikal, dan pantomin. Kemudian mereka memulai flash mob tarian khas Flores, Jawa, Kalimantan, Sumatra, Papua, Jawa Barat, dan lain-lain.

Belasan pelajar yang mengenakan pita merah putih di lengan dan kepala bergerak duluan, lalu disusul kelompok-kelompok lain. Akhirnya terbentuklah flash mob yang diikuti 400 pelajar. Formasi mereka memenuhi separuh badan Jalan Ahmad Yani sepanjang 300 meter.

Ribuan warga menyaksikan kegiata itu. Usai flash mob, para pelajar membacakan Deklarasi "Sekolah Indonesia Sejahtera". Isinya tentang komitmen pelajar menjunjung tinggi nilai budaya, disiplin, dan etika. Pelajar Yogya juga berkomitmen sebagai bagian dari pelajar Indonesia berjanji saling menghormati dan menghargai perbedaan.

Pelajar SMA 11, Febriska Nurfitriana mengaku senang dengan peringatan Sumpah Pemuda yang kreatif tersebut. "Peringatan Sumpah Pemuda seperti ini menyenangkan. Kami jadi lebih bersemangat belajar dan melanjutkan cita-cita Sumpah Pemuda," kata Febriska di titik nol kilometer Yogyakarta, Minggu (28/10/2012)

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY, Baskara Aji mengatakan, peringatan Sumpah Pemuda menjadi momentum untuk menyatukan seluruh pelajar di Indonesia agar muncul kebersamaan dan merasa satu nasib.

"Suasana Sumpah Pemuda dulu suasananya hampir sama dengan sekarang ini. Saat itu pemuda punya keinginan untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Dan sekarang, momennya adalah menyatukan pelajar, sehingga tidak ada lagi tawuran pelajar, diskrimasi, dan lain sebagainya," jelasnya.
Sumber : DetikNews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj