Skip to main content

Bikin Macet, Demo Peringatan Sumpah Pemuda di Yogya Ricuh Dengan Pemotor

Yogyakarta - Aksi demo memperingati hari Sumpah Pemuda yang digelar oleh puluhan mahasiswa Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta di titik Nol Kilomter, sempat ricuh dengan pengguna jalan. Pemotor kesal karena aksi tersebut mengakibatkan kemacetan parah.

"Bubar, bubar semua! Kalian bikin macet. Dema-demo tiap hari nggak ada hasilnya. Kasihan ini ganggu yang lain, nggak bisa cari makan!" teriak seorang pengendara yang turun dari motornya di hadapan para mahasiswa, Minggu (28/10/2012).

Para mahasiwa masih tetap bertahan dan terus berorasi. Suasana makin panas karena kemacetan kian parah. Maklum pada saat aksi berlangsung, ribuan peserta sepeda gembira membubarkan diri dari arah Alun-alun Utara.

Peserta aksi juga sempat dilempar botol minuman. Akhirnya, mahasiswa menepi dan tetap melanjutkan aksinya.

Dalam aksinya, mahasiswa menolak kebijakan neo liberalisme, penegakan supremasi hukum, menghapus hutang lama dan tolak hutang baru, dan lain-lain. Aksi dimulai dari kampus UST Jalan Kusumanegara kemudian long march menuju titik Nol Kilometer. Mereka mengenakan jas almamater kampus dan membentangkan spanduk bertuliskan "Pemuda Menolak Segala Bentuk Neoliberalisme di Bumi Pertiwi", "Tuntaskan kasus Century", dan lain-lain.

Di tempat terpisah, puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Yogyakarta menggelar aksi serupa di pertigaan kampus UIN Sunan Kalijaga. Mereka membakar ban dan menyatakan pemerintah gagal mewujudkan amanah Sumpah Pemuda. Mereka menuntut nasionalisasi aset bangsa, menolak komersialisasi pendidikan, penegakan supremasi hukum, dan lain-lain. Aksi dengan membuat lingkaran ini sempat membuat arus lalu lintas di jalan depan kampus macet.

Sumber : DetikNews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj