Skip to main content

Truk Dirampok, Sopir Dibuang

GUNUNGKIDUL– Nasib apes menimpa Rusdani dan Wawan. Sopir dan kernet truk bermuatan kayu nopol E 8755 VD ini menjadi korban perampokan saat melintas di kawasan Gombong, Kebumen, kemarin.

Mereka disekap enam orang tak dikenal.Truk beserta isinya kemudian dibawa kabur kawanan tersebut. Ironisnya,Rusdanidan Wawan dibuang oleh kawanan itu di Desa Girijati,Purwosari, Gunungkidul. Saat ditemukan warga, kedua orang itu dalam kondisi tangan terikat serta mulut disumpal kain dan mengalami luka memar di kepala.Warga kemudian melaporkan kasus itu ke Polsek terdekat.

”Setelah keduanya membaik, ikatan sudah kita lepas dan sumbatan kain di mulut kita tarik, baru kita mintai keterangan,” kata Kapolsek Purwosari, Hendra Prastawa,kemarin. Menurut Hendra, kedua korban mengaku warga Tasikmalaya. Waktu itu, kedua korban bermaksud mengirim kayu glugu dari Tasikmalaya, Jawa Barat ke Yogyakarta. Namun, dalam perjalanan mereka dirampok di kawasan Gombong. Korban kemudian diikat dan sempat dipukul dengan senjata api oleh para pelaku yang berjumlah enam orang.

”Kedunya dipepet kendaraan yang mengaku aparat, sekitar pukul 04.00 dan dibawa masuk ke mobil Grand Livina,” ungkapnya. Hendra menerangkan, kedua korban semula sempat curiga dengan ulah pelaku yang terlihat kasar dalam meminta surat-surat kelengkapan dokumen kendaraan. ”Karena sempat bersitegang keduanya sempat kena pukul,”ujarnya.

Kapolres Gunungkidul, AKBP Ihsan Amin,menyatakan, masih mendalami kasus perampokan yang menimpa dua korban. Penyelidikan awal selain meminta keterangan korban juga melakukan koordinasi lintas Polres. ”Kita jelas berkoordinasi dengan Polsek Gombong.Karena menurut laporan,tempat kejadian perkara (TKP) di wilayah Gombong,”kata dia. Tidak hanya itu, koordinasi juga melibatkan seluruh jajaran Polsek di Gunungkidul serta Polres Bantul. suharjono
Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj