Skip to main content

Paripurna Penetapan Sultan Terbuka

YOGYAKARTA – Tinggal satu hari lagi, DPRD DIY akan menggelar rapat paripurna penetapan gubernur dan wakil gubernur DIY sebagai konsekuensi lahirnya Undang-Undang No 13/2012 tentang Keistimewaan DIY.

Bertempat di gedung Dewan, DPRD memastikan rapat ini tetap akan bersifat terbuka untuk umum. “Tetap terbuka, dan untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyaksikan,kita akan pasang pengeras suara di luar ruang paripurna agar semuanya bisa mendengar dan mengikuti langsung proses penetapan,” terang Ketua Pansus Penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur DIY,Yoeke Indra Agung Laksana kemarin.Dia memprediksi, sidang paripurna bersejarah ini akan menyedot banyak perhatian masyarakat terutama yang selama ini mendukung Keistimewaan DIY.

Sementara Gubernur DIY Sri Sultan HB X mengaku telah menyiapkan visi dan misi untuk disampaikan ke DPRD DIY. Sesuai dengan UU 13/2012,visi dan misi tersebut akan menjadi agenda kerja lima tahunan Sultan selama menjabat gubernur. “Nantilah pada saat paripurna akan kita bacakan. Jangan sekarang,”tandasnya.

Lobi Fraksi

Di sisi lain panitia khusus (pansus) hari ini juga akan menggelar lobi-lobi dengan pimpinan tujuh fraksi di DPRD DIY. Hal tersebut untuk memastikan tidak ada lagi perbedaan pendapat sehingga proses penetapan Gubernur dan Wakil Gubernur dapat berlangsung lancar. Yoeke mengatakan, secara prinsip laporan pansus sebagai pertanggungjawaban terhadap proses verifikasi sudah siap.

Di dalam rekomendasi tersebut pansus hanya menegaskan bahwa berkas pencalonan dari HB X sebagai calon gubernur dan KGPAA Paku Alam IX sebagai calon wakil gubernur sudah lengkap dan memenuhi persyaratan yang tertuang di dalam UU 13/2012 tentang UU Keistimewaan. maha deva

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj