Skip to main content

Cabor Andalan DIY Rontok

PEKANBARU – Sejumlah cabang olahraga (cabor) yang menjadi andalan Kontingen DI Yogyakarta (DIY) untuk mendulang medali pada PON XVIII/2012 Riau rontok.

Beberapa nomor yang sudah dipertandingkan pada cabor panjat tebing, karate, biliar, dan lainnya tidak mampu menyumbang medali. Cabor panjat tebing untuk nomor boulder baik putra dan putri harus merelakan medali menjadi milik kontingen lain.Tim putra yang terdiri atas Wahyu Purnomo, Bayu,Sultoni Sulaeman, Omak Suparjiono harus puas berada di posisi keenam.Di nomor ini, Jawa Tengah yang berjaya kemudian disusul masing-masing Kalimantan Timur (Kaltim) dan DKI Jakarta.

Nomor boulder putri juga senasib dengan tim putra.Fitriani,Tri Suryani, Murjiyanti,dan Etti Herawati kalah bersaing dengan Jawa Timur, Kaltim,dan DKI Jakarta.“Untuk nomor boulder putra dan putri DIY sudah kandas, gagal meraih medali,” kata Pelatih panjat tebing DIY Taufan Faizal,kemarin. Taufan menambahkan,10 atlet anak didiknya yang bertanding di PON ini ditarget bisa mendulang setidaknya dua medali emas dari 14 nomor yang dilombakan.

Meski untuk nomor boulder sudah kandas, peluang DIY untuk membawa pulang medali masih terbuka, terutama untuk nomor speed track. “Kami akan membalasnya di nomor speed track,” tandasnya. Selain panjat tebing,cabor lain DIY juga harus terhenti langkahnya,seperti karate untuk nomor kata perorangan putri dan biliar untuk nomor 8 ball.Riza Vutri yang mendapatkan bye pada babak pertama harus mendapat lawan tangguh pada babak berikutnya.

Alhasil, seni gerak yang diperagakan Riza kurang mantap dibanding karateka putri Jawa Barat (Jabar). Pebiliar andal DIY Junarto Kasogi yang bertanding di nomor 8 ball juga terhenti di babak 16 besar setelah disingkirkan Ersa Nasution dari Jabar. Namun,Junarto masih punya peluang di nomor lainnya,seperti mixed doubel 10 ball,mixed double 9 ball,single 9 ball, single 10 ball. Tim bola voli putra DIY juga mendapat sinyal bahaya setelah tidak terduga ditaklukkan Kaltim.

Padahal,tim bola voli putra DIY tercatat sebagai tim unggulan mengingat dalam dua gelaran PON sebelumnya selalu menyabet medali emas. Kesuksesan tim bola voli putra saat mengulang tim putra Jateng tidak berlanjut kala menghadapi Kaltim.Kini tim putra menempati posisi 2 klasemen poolA di bawah Kaltim. Pelatih bola voli DIY Wahyono Hariyadi berharap kekalahan dari Kaltim tidak membuat mental anak didiknya menjadi drop.

Kekalahan harus segera dilupakan dan menatap laga selanjutnya melawan Kalimantan Barat yang rencananya digelar hari ini. “Pertandingan selanjutnya melawan Kalimantan Barat.Meski tidak sehebat Kalimantan Timur,kami berharap anak-anak tidak memandang remeh.Kami menginginkan kemenangan,” tandasnya.   ridwan anshori

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj