
Mereka memanfaatkan sejumlah perempatan jalan di kota ini untuk meminta belas kasihan dari warga. Pantauan kemarin, jumlah pengemis di sejumlah perempatan meningkat hingga lebih dari lima orang, bahkan ada yang mencapai
10 orang. Sejumlah lokasi di perbatasan Kota Yogyakarta dan Sleman, serta Bantul, tidak sedikit anak-anak yang dilibatkan dalam aktivitas tersebut.
Terkait masalah itu, Dinas Sosial Provinsi DIY mulai menerjunkan tim khusus untuk memantau keberadaan anak jalanan.Tim dengan tugas penjangkauan anak-anak jalanan tersebut sudah mulai bekerja, Sabtu (10/8) di seluruh wilayah DIY yang selama ini dijadikan lokasi mangkal anak-anak jalanan. Kepala Dinas Sosial DIY Sulistyo menyatakan ada delapan titik yang dijadikan fokus pemantauan tim. ”Tim penjangkauan merupakan gabungan dari Dinsos, Organisasi Sosial (Orsos), dan polisi. Saat ini melakukan penjangkauan di delapan titik.Di antaranya di Jalan Magelang, perempatan Gejayan, perempatan UIN (Sunan Kalijaga),”paparnya kemarin.
Menurut Sulistyo, anakanak balita yang berada di jalanan rata-rata menjadi korban eksploitasi orang tua. Pengemis dan anak jalanan umumnya berasal dari luar DIY, seperti Purworejo,Temanggung, dan Magelang. Anggota Komisi D DPRD DIY Muhammad Yazid mengaku, DIY sudah memiliki peraturan daerah (perda) yang mengatur pekerja anak. DIY ditegaskan politikus PPP tersebut melarang orang tua membawa untuk terlibat dalam aktivitas kerja. maha deva
Sumber : Seputar Indonesia
Comments
Post a Comment