Skip to main content

Waspadai Korban Pembiusan Palsu

YOGYAKARTA – Jangan mudah percaya kepada orang yang mengaku menjadi korban pembiusan. Kini muncul modus baru untuk mendapatkan bantuan dengan berpura- pura menjadi korban pembiusan saat mudik seperti yang terjadi pada Minggu (12/8) pukul 20.00 WIB,di Terminal Giwangan,Yogyakarta.

Saat itu, ditemukan seorang ibu berumur sekitar 45 tahun, dan anaknya mendadak pingsan setelah naik bus Trans Jogja dari Prambanan, Sleman. Polisi yang berjaga di Posko Lebaran Terminal Giwangan, Brigadir Muhlan menerangkan, saat berjalan di trotoar lingkungan Terminal Giwangan, tepatnya di pintu masuk bus ke terminal, ada ibu dan anak yang pingsan.Kemudian, pihak petugas menolongnya, diberikan makan dan uang saku. ”Katanya mudik dari Sumatera bersama sang suami, dalam keterangannya, dia ditinggal suaminya,” ujarnya, kemarin.

Setelah ibu dan anak tersebut pergi, ada informasi mereka pada hari yang sama sebelum kejadian tersebut juga berada di Dinas Sosial DIY. Saat berada Dinas Sosial juga diberikan uang saku dan makan. ”Identitasnya tidak ada. Anehnya, keduanya pingsan dengan waktu bersamaan,” katanya. Pernyataan itu diperkuat oleh kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Giwangan, Imanudin Aziz.Menurutnya, yang perlu diwaspadai dari petugasnya adalah orangorang yang memanfaatkan situasi arus mudik Lebaran ini.

”Kemarin (Minggu sore) ada orang yang pura-pura dibius dan pingsan.Takutnya itu menjadi sebuah profesi. Pasalnya, diketahui orang tersebut hanya warga sekitar Yogya saja,” jelasnya. Menurut pakar sosiolog dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Sulistyaningsih, modus yang dilakukan dengan cara berpura- pura menjadi korban kejahatan kemungkinan adalah modus baru yang digunakan. ”Kemungkinan juga, modus seperti itu sudah terorganisir,” katanya.

Menjelang Lebaran, akan banyak pengemis dadakan yang tersebar di berbagai ruas jalan.Fenomena pengemis itu tidak mungkin berdiri sendiri, namun sudah ada seseorang yang menjadi juragan dan memberikan gaji kepada para pengemis. ”Otomatis suda didesign, para pengemis di sebar ke beberapa titik. Hal ini meenjadikan keprihatinan kita,” ujarnya. ridho hidayat

Sumber : Seputar Indonsia

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...