Skip to main content

Sleman Terus Dibanjiri Gepeng

SLEMAN – Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Dinsos) Pemkab Sleman akan menggandeng Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menghalau gelandangan dan pengemis (gepeng) yang marak berkeliaran di sepanjang jalan lingkar utara dan Jalan Solo.

Petugas Satpol PP tersebut nanti akan ditempatkan di beberapa persimpangan jalan. Kepala Disnakersos Sleman Julisetiono Dwi Wasito menyatakan, jumlah gepeng di wilayah Sleman terus bertambah, terutama di beberapa persimpangan jalan seperti daerah Jombor,Janti dan sekitar Jalan Solo. Meski beberapa kali dilakukan penertiban, dirasakan tidak membuat gepeng jera. “Bahkan sudah pernah memulangkan mereka ke daerah asalnya, tapi ternyata mereka juga balik lagi,”katanya.

Juli mengakui untuk menekan keberadaan gepeng yang kerap mangkal di persimpangan jalan bukan perkara gampang. Sejauh ini upaya yang dilakukan untuk menekan keberadaan gepeng baru sebatas penertiban. “Jadi di setiap persimpangan nanti ada petugas yang jaga, secara tidak langung tanpa kita tertibkan gepeng itu nantinya juga akan sungkan,” paparnya. Kepala Seksi Operasional Trantib Satpol PP Sleman, Setiharno mengatakan, rencana penempatan petugas Satpol PP sudah pernah dikomunikasikan pada awal tahun ini. Namun, hingga saat ini belum ada pembicaraan lanjut terkait waktu pe-laksanaannya.

Setiharno mengaku pihaknya terus melakukan pemantauan titik-titik yang biasa dijadikan lokasi mangkal gepeng di antaranya di persimpangan Demak Ijo, Kronggahan, Jombor, Kentungan, dan Janti. Bila rencana penempatan petugas di tiap persimpangan sudah dilakukan, setidaknya untuk satu titik diperlukan lebih dari dua petugas. Namun, langkah ini terbentur terbatasnya jumlah personel Satpol PP. muji barnugroho

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj