Skip to main content

Lalu lintas di jalanan Yogyakarta macet

Yogyakarta - Lalu lintas di sejumlah ruas jalan dalam Kota Yogyakarta seperti Malioboro hingga Titik Nol Kilometer, Jalan Senopati, dan Jalan Abu Bakar Ali mengalami kemacetan.

"Untuk kendaraan yang akan masuk ke Jalan Malioboro terpantau cukup padat, namun masih tetap lancar dan kendaraan bisa berjalan meskipun pelan," kata petugas Pos Pengamanan Teteg Tugu Ipda Ponija di Yogyakarta, Rabu.

Hasil pendataan menunjukkan jumlah kendaraan roda dua dan empat yang masuk ke Jalan Malioboro berkisar antara 50 hingga 100 unit per menit, dan didominasi oleh kendaraan bernomor pelat luar Yogyakarta.

Akibat cukup padatnya arus kendaraan di Jalan Malioboro, petugas kepolisian sempat memberlakukan buka tutup jalan ke arah kawasan wisata tersebut.

Penutupan dilakukan di Jalan Kleringan, tepatnya di bawah flyover rel kereta api, yang kemudian menyebabkan terjadinya penumpukan kendaraan di Jalan Abu Bakar Ali.

Meskipun ada tanda larangan belok kanan dari Jembatan Amarta, banyak kendaraan roda dua yang memotong jalan agar tetap bisa masuk ke Malioboro.

Sementara itu, menurut laporan dari RTMC Polda DIY, lalu lintas di kawasan sekitar Titik Nol Kilometer terpantau padat dan cenderung semrawut.

Sedangkan di Jalan Senopati, kepadatan arus lalu lintas terjadi di sekitar simpang empat Gondomanan serta di depan tempat wisata Taman Pintar.

Kepadatan arus lalu lintas juga terjadi di simpang empat Wirobrajan ke arah timur dan sebaliknya.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh mengatakan, kepadatan di Malioboro tidak hanya terjadi di jalur cepat untuk kendaraan bermotor saja melainkan juga di jalur lambat.

"Kami akan menertibkan dokar atau becak yang parkir sembarangan, atau juga becak yang berjalan ke utara karena itu tidak diperbolehkan," katanya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Manajemen Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Azhar Setiawibawa telah memperkirakan lalu lintas di sejumlah jalanan di Yogyakarta, diantaranya Malioboro akan sangat padat.

"Kami sudah menyediakan rambu-rambu petunjuk arah sehingga pemudik yang memang tidak berkepentingan di Yogyakarta bisa melalui jalur alternatif lingkar luar sehingga tidak terjebak kemacetan di dalam kota," katanya.(E013)

Sumber Berita & Gambar : Antara News

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj