Skip to main content

Kominfo Kampanye Internet Sehat di Yogyakarta

Yogyakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika gencar menggelar kampanye penggunaan internet sehat, dan kali ini dilakukan di salah satu pusat perbelanjaan Yogyakarta dengan tajuk "Kominfo Goes To Mall" yang diikuti para pelajar.

"Internet sehat adalah menggunakan internet secara aman dan produktif sehingga tidak menjadi korban pihak-pihak tidak bertanggung jawab, serta tidak menjadi korban dari teknologi itu sendiri," kata Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa Henry Subiakto saat kampanye Internet Sehat di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, kegiatan kampanye penggunaan internet sehat tersebut perlu terus dilakukan karena jumlah masyarakat pengguna internet semakin bertambah setiap tahun, dan kini tercapat seperlima dari total 247 juta penduduk di Indonesia menggunakan internet.

Penggunaan internet yang paling jamak ditemui adalah dengan mengakses situs jejaring sosial seperti facebook dan twitter.

"Padahal, dari situs-situs jejaring sosial tersebut kerap ditemui sejumlah kasus yang merugikan masyarakat, misalnya penipuan hingga penculikan," katanya.

Oleh karena itu, pengguna internet seharusnya tetap memperhatikan keamanan saat menggunakan internet, di antaranya adalah tidak memasang profil diri secara lengkap, melakukan pengamanan pada sistem internet yang dimiliki, tidak menyatakan ekspresi yang berlebihan.

"Apabila ada informasi di internet, sebaiknya tidak langsung mempercayainya begitu saja. Tetapi, harus di cek kebenarannya, apalagi akun yang digunakan anonim," katanya.

Penggunaan internet yang sehat, lanjut dia, juga termasuk tidak mengakses situs-situs pornografi serta tidak mengunduh lagu-lagu secara ilegal, atau tanpa membayar.

"Saat ini, kami sedang menggiatkan kampanye agar masyarakat tidak mengunduh lagu-lagu secara ilegal. Ini sebagai upaya menghargai musisi-musisi yang telah bekerja keras menciptakan lagu-lagu," katanya.

Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengatakan, melalui kegiatan tersebut diharapkan para pelajar dan masyarakat tidak menggunakan internet untuk tujuan yang dilarang UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

"Ancaman hukumannya sangat berat, 12 tahun penjara. Selain itu juga melanggar aturan kesusilaan yang dianut masyarakat," katanya.

Pelanggaran UU tersebut di antaranya adalah mengirimkan pornografi melalui telepon selular, email, situs, jejaring sosial, dan perangkat lain.

Upaya untuk memerangi situs pornografi, lanjut dia, dilakukan dengan meminta operator untuk memblokir situs pornografi. "Sudah ada satu juta situs yang diblokir. Jumlah itu sudah cukup banyak, karena situs-situs tersebut terus berganti nama," katanya.

Kesulitan yang dihadapi operator saat memblokir situs porno tersebut adalah jumlahnya yang sangat besar. "Jika situs yang diblokir jumlahnya sangat banyak, sistem dari operator pun bisa terganggu. Inilah yang menjadi kesulitan," katanya.

Kementerian, lanjut dia, akan melakukan pengecekan ke masing-masing operator untuk mengetahui apakah sudah melakukan pemblokiran atau belum.(E013)

Sumber : Antara News

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...