Skip to main content

Hanya 16,5% Warga yang Melek Internet

GUNUNGKIDUL – Menjamurnya warung internet (warnet) di Kabupaten Gunungkidul belum diikuti dengan semangat warga untuk memanfaatkannya. Masih banyak di antara mereka yang belum melek internet.

Hasil kajian Institute Development And Economic Analisyst (Idea) Yogyakarta yang terintegrasi dengan program Strategic Alliance for Poverty Allievation (SAPA) menyebutkan, dari 100 warga,hanya 16 orang yang menggunakan internet. Dengan demikian, hanya 16,51% warga Gunungkidul yang melek teknologi internet tersebut. “Untuk warga yang menggunakan internet, Gunungkidul paling rendah se-Provinsi DIY,” kata koordinator penganggaran partisipasi,Transparan dan Akuntabel Idea Yogyakarta, Hernindya Wisnu Aji di sela pelatihan internet untuk warga di Wonosari,kemarin.

Sesuai dengan indeks kesejahteraan rakyat (Ikrar) yang dikeluarkan Kementerian Kordinator bidang Kesejahteran Rakyat (Kemenko Kesra) dan Badan Pusat Statistik (BPS), kesejahteraan rakyat memiliki tiga variabel utama. Masing-masing adalah kesejahteran sosial, ekonomi, dan demokrasi. ”Nah, salah satu variabel dari kesejahteraan dan demokrasi ini adalah penggunaan internet,”ujarnya.

Pentingnya memberikan kesadaran berinternet bagi warga di Gunungkidul memiliki beberapa alasan. Alasan utamanya, saat ini layanan internet di 18 kecamatan di Gunungkidul sudah tersedia, tapi belum digunakan maksimal. ”Kita mengawali pelatihan internet dengan menyasar kelompok ibu-ibu dulu,” beber dia. Sri Sulistiawati, warga Semin yang ikut pelatihan, mengakui dirinya buta internet dan komputer.

”Ini pengalaman pertama saya,” tuturnya. Perempuan yang sehari-harinya menjadi ibu rumah tangga ini berharap dirinya tidak lagi buta teknologi, sehingga penguasaan internet menjadi modal untuk maju dan mengetahui perkembangan dunia. suharjono

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj