Skip to main content

Gara-Gara Internet Mati, Ribuan Guru di DIY Batal Ikut Ujian Kompetensi

YOGYAKARTA - Ribuan guru di Daerah Istimewa Yogyakarta, gagal mengikuti Uji Kompetensi Guru. Kegagalan itu, karena lebih dari satu jam menunggu, koneksi internet tetap juga tidak terjadi. Para guru yang mengikuti Uji Kompetensi Guru gelombang pertama pada hari pertama ini, akhirnya dipulangkan dan akan mengikuti Uji Kompetensi setelah dilakukan penjadwalan ulang.

Salah satu pesreta, Waljiono, Guru SMP Negeri Berbah mengaku kecewa.
Karena sebelum mengikuti Uji Kompetensi ini sudah melakukan berbagai persiapan termasuk mengikuti tutorial. Namun, setelah berada di lokasi Uji Kompetensi Guru ternyata tidak bisa mengikuti karena tiadanya koneksi.

"Kecewa, ya bagaimana. Belum tahu akan dijadwal ulang kapan," ujarnya.

Menurut dia, para guru ini memang tidak pada posisi boleh menolak atau harus menerima adanya Uji Kompetensi. Karena itu,  katanya, mau tidak mau juga harus mengikuti.

Sementara itu Pengawas Uji Kompetensi Guru di SMK Negeri 1 Depok mengatakan, setelah menunggu lebih dari satu jam mulai pukul 08.00 WIB ternyata tidak ada koneksi. Padahal, ujarnya, lama Uji Kompetensi Guru itu adalah dua jam, sehingga jika dipaksakan untuk mengikuti dengan waktu yang terlambat akan menggusur waktu uji peserta pada gelombang berikutnya.

Dalam sehari, ujarnya, diselenggarakan tiga gelombang, rata-rata tiap gelombang diikuti 20 guru pada satu tempat. Di DIY sendiri, jelas, Sutriari, terdapat 110 tempat penyelenggaraan Uji Kompetensi Guru yang tersebar di lima kabupaten/kota se DIY. Uji kompetensi itu sedianya berlangsung selama empat hari dan diikuti 24.382 guru. (AU/OL-8)

Sumber : Media Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj