Skip to main content

Pemkab Sleman Perangi Osteoporosis

SLEMAN- Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan promosi untuk terus menerapkan pola hidup sehat harus dilakukan terus-menerus. Hal itu dimaksudkan agar warga menjadi terbiasa dan selalu berperilaku hidup sehat.

Menurut dia, Pemkab Sleman berkomitmen untuk terus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pembangunan dalam bidang kesehatan.

"Upaya ini sudah mulai membuahkan hasil. Salah satu indikatornya,  rata-rata usia harapan hidup di Sleman mencapai 75,78 tahun. Ini di atas rata-rata nasional 70,6 tahun atau rata-rata Provinsi DIY yang mencapai 74 tahun," kata Sri.

Sedangkan, angka kematian bayi, di Sleman mencapai 5,25 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini, ujarnya, juga lebih baik ketimbang angka provinsi sebesar 16 per 1.000 kelahiran hidup atau nasional yang masih berada pada angka 34 per 1000 kelahiran hidup.

"Demikian pula persentase gizi buruk balita. Di Sleman sebesar 0,5% yang berarti masih lebih baik dibandingkan dengan tingkat provinsi yang mencapai 0,58% atau nasional  sebesar 4,9%," kata Sri, pada sebuah seminar di Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada, Sabtu (2/6).

Ia menambahkan keberhasilan pembangunan bidang kesehatan di Sleman itu telah memberikan kontribusi terhadap capaian IPM (Indeks Pembangunan Manusia) Kabupaten Sleman yang mencapai 78,20 dengan rincian untuk indeks kesehatan 83,43, indeks pendidikan 84,63 dan pendapatan masyarakat 66,32. Pada kesempatan itu, Bupati mengungkapkan, meski capaian-capaian itu relatif tinggi, harus terus diupayakan adanya peningkatan kualitas capaian.

Menurut dia, salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan adalah memerangi berbagai penyakit yang menyerang masyarakat. "Di antaranya adalah osteroporosis," kata Sri.

Ia menjelaskan para penderita osteropororis ini ternyata tidak hanya berasal dari kalangan manula (manusia usia lanjut) tetapi juga kalangan muda atau mereka yang berada pada kelompok usia produktif. Terkena osteroporosis, imbuhnya, dipastikan menghambat aktivitas masyarakat terutama aktivitas ekonomi produktif.

"Akhirnya akan menurunkan derajat kesejahteraannya," katanya.

Data dari 25 Puskesmas yang ada di Sleman, lanjutnya, sampai akhir 2011 tercatat penderita osteroporosis mencapai 141 orang. Jumlah itu terdiri dari 82 perempuan dan 59 laki-laki.

Dijelaskan, timbulnya penyakit itu, salah satunya disebabkan pola hidup yang tidak sehat seperti makanan yang tidak sehat, tidak seimbangnya antara pola konsumsi dan pola gerak tubuh, kebersihan lingkungan dan lainnya. Selain itu, lanjutnya, juga harus disadari selama ini kesadaran pemeriksaan dini yang masih belum tumbuh dengan baik.

Padahal, jelasnya dengan pemeriksaan dini akan memberikan kesempatan penanganan yang lebih awal terhadap suatu penyakit dan memudahkan penyembuhannya. (AU/OL-10)
Sumber : Media Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj