Skip to main content

Sekolah, Tenaga Kesehatan di Yogyakarta Tidak Ada Cuti Bersama

YOGYAKARTA- Jajaran pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta menjalani libur kenaikan Isa Almasih  Kamis (17/5) dan cuti bersama pada Jumat (18/5). Namun, PNS yang bekerja di sekolah dan tempat pelayanan kesehatan tidak mendapatkan cuti bersama.

Kepala Bagian Organisasi Pemkot Yogyakarta, Kris Sarjono Sutejo, Rabu (16/5) mengatakan cuti bersama PNS pemkot Yogyakarta mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri bernomor 7 Tahun 2011, No 04/MEN/VII/2011 dan No SKB/03/M.PAn-rb/07/2011.

"Yang buka hanya untuk pekerjaan (yang sifatnya) darurat, seperti kimpraswil, puskesmas, dan RSUD," katanya, Rabu (16/5).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Edy Heri Suasana, menjelaskan, dalam kalender pendidikan Kota Yogyakarta, libur sekolah memperingati Kenaikan Isa Almasih hanya sehari, yaitu Kamis (17/5). Pada hari berikutnya, Jumat dan Sabtu, kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasa.

Ketentuan tersebut ternyata tidak mengikat untuk semua sekolah. Pasalnya, bagi sekolah-sekolah Nasrani, Edy mengatakan kebijakan libur tersebut diserahkan kepada masing-masing yayasan.

Adanya ketentuan tidak diberlakukannya cuti bersama untuk pelayanan kesehatan dibenarkan Kasubag Hukum dan Pelayanan Pelanggan RSUD Yogyakarta, Dyah Widyastuti. Menurutnya, RSUD Kota Yogyakarta tidak memberlakukan cuti bersama.

"Pelayanan poliklinik pada hari Jumat dan Sabtu, 18 dan 19 Mei, tetap buka seperti biasa, dengan jam pendaftaran dari jam 08.00 s/d 10.00 WIB," terangnya.

Dengan demikian, untuk Minggu ini, otomatis pegawai Pemkot Yogyakarta yang mendapat libur kenaikan Isa Almasih dan cuti bersama hanya masuk 3 hari, yaitu dari Senin sampai Rabu, sedangkan sisanya, dari Kamis sampai Minggu libur. Pasalnya, selama ini Pemkot Yogyakarta memberlakukan lima hari kerja, Sabtu dan Minggu libur. (AT/OL-10)

Sumber : Media Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj