Skip to main content

Distribusi E-KTP Serentak-Disdukcapil Belum Bisa Pastikan Waktunya

YOGYAKARTA– Pendistribusian kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) di Kota Yogyakarta hingga kini belum ada kepastian. Selain harus diberikan secara bersamaan,juga karena proses pencetakan e-KTP hasil perekaman massal diperkirakan baru selesai Juni.

Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas Kependudukan danPencatatanSipil (Disdukcapil) Kota Yogyakarta Deddy Feriza mengatakan, meski sebanyak 100 lembar e-KTP telah selesai dan pencetakan e-KTP massal diperkirakan rampung Juni, tapi untuk menghindari kecemburuan antarwarga distribusi identitas dirit ersebutakandilaksanakan secara bersama-sama. “Atas dasar itu,apakah setelah selesai dicetak segera didistribusikan? kami tidak bisa memastikan.

Selain itu,serverdata sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) dan server data e-KTP saat ini juga belum terintegrasi.Kedua server baru terintegrasi pada 2013,” katanya,kemarin. Menurut Deddy,dari 272.651 warga Yogyakarta yang wajib KTP, 97% di antaranya sudah melakukan perekaman massal pembuatan e-KTP. Namun bila didasarkan data hasil pemutakhiran, warga yang sudah melakukan perekaman massal data e- KTP baru 79%.

Sebab untuk dari pemutakhiran data penduduk yang wajib KTP ada 332.314 orang. “Karena itu, meski batas akhir perekaman e-KTP massal sudah berakhir 30 April lalu, namun bagi warga yang akan melakukan perekaman, tetap dilayani di masing-masing kecamatan,” paparnya. Bagi warga luar kota yang sudah melakukan perekaman e-KTP di kota/kabupaten lain dan kemudian pindah ke Kota Yogyakarta, tetap diminta melakukan perekaman data kependudukan di Kota Yogyakarta melalui kecamatan.

Camat Danurejan Octo Noor Arafatmengatakan,darijumlah warga wajib KTP di wilayahnya hingga batas akhir 30 April lalu, 85% di antaranya sudah melakukan perekaman. “Sisanya 15% belum.Mereka umumnya mahasiswa dan pelajar dari berbagai asrama di Danurejan.Mereka memiliki KTP Kota Yogyakarta, namun saat ini sudah tidak berdomisili di Danurejan tetapi tidak mencabut status kependudukannya,” tuturnya.

Sementara itu,pengurusan e- KTP di Kabupaten Sleman,mulai 2013 akan dikenakan biaya retribusi sebesar Rp30.000.Kepala Disdukcapil Supardi menerangkan, besaran retribusi pengurusan e-KTP sesuai dengan Peraturan Daerah (perda) No 14/2011.Untuk itu,dia berharap kepada masyarakat yang belum mengurus e-KTP segera datang ke kecamatanuntukmembuate- KTP agar tidak kena biaya pengurusan.

“ Sampai April 2012 pelaksanaan e-KTP sudah mencapai 76 persen atau 620.000 orang dari 811.000 di Kabupaten Sleman,”katanya. Menurutnya, sisanya sebanyak 24% yang belum mengurus karena waktu diundang tidak hadir, sakit, meninggal dunia, dan pindah tempat. Pengurusan e-KTP dari Mei sampai Desember 2012 masih tetap dilayani dikecamatan masing- masing tanpa biaya dengan persyaratan yang telah ditentukan misalnya KK dan KTP. “Bagi yang berusia 17 tahun di bulan Mei diharapkan untuk melakukan pengurusan KTP regular dengan biaya Rp6.000,”tuturnya. priyo setyawan/ muji barnugroho

sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj