Skip to main content

Yogya Akan Semakin Macet-Kenaikan Harga BBM Diprediksi Picu Pembelian Sepeda Motor

YOGYAKARTA– Rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) diperkirakan membuat Yogyakarta semakin macet. Mahalnya tarif angkutan umum sebagai dampak ikutan kenaikan BBM diprediksi memicu pembelian sepeda motor.

Ketua Komisi C DPRD DIY Suharwanto mengatakan, saat ini pertumbuhan kendaraan bermotor di DIY cukup tinggi. Setiap bulan ada sekitar 7.000 unit sepeda motor yang terjual. Dengan adanya kenaikan harga jual BBM, pembelian kendaraan roda dua diperkirakan meningkat. Sebab, menggunakan sepeda motor akan lebih murah dibandingkan naik angkutan umum yang tarifnya juga akan melonjak pasca kenaikan BBM.

Jika prediksi ini benar terjadi, maka jalan-jalan arteri di pusat kota akan penuh dengan kendaraanbermotor.“ Penambahan ini akan memacetkan dan menambah keruwetan lalu lintas,” kata Suharwanto,kemarin. Politisi PAN ini mendesak Pemerintah Provinsi DIY dan Pemkot Yogyakarta untuk menyiapkan regulasi dalam menata arus lalu lintas,khususnya di tengah kota.

Apalagi kawasan Malioboro saat ini sudah tidak mampu menampung kendaraan bermotor.Penataan ini mendesak untuk dilakukan agar kota tidak semrawut. Jika tidak dilakukan, maka citra Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata dan Budaya akan memudar. “Jangan sampai kemacetan merusak citra Kota Yogyakarta,” katanya. Anggota Komisi C DPRD DIY Toto H Santosa meminta Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) DIY membuat regulasi tegas untuk mengantisipasi masalah ini.

Momentum kenaikan harus disikapi dengan kebijakan out of the box.Tidak perlu lagi menggunakan caracaa konvensional.Misalnya dengan melakukan pembatasan kendaraan bermotor.“Pembatasan tampaknya sudah perlu dilakukan,”tuturnya. Kepala Dishubkominfo DIY Tjipto Haribowo mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan berapa kenaikan tarif angkutan umum di wilayahnya.

Semuanya masih menunggu pembahasan kenaikan harga jual BBM di pusat.Namun berkaca kasus sebelumnya, kenaikan harga BBM pasti akan diikuti dengan kenaikan tarif angkutan. “Belum bisa hitung kenaikan ini,tetapi pasti tidak bisa dihindari,” katanya. Dikatakan, pemerintah pusat sudah memanggil seluruh Kepala Dinas Perhubungan se- Indonesia. Semuanya diajak mengkaji rencana kenaikan ini dan dampak tehadap angkutan.

Pemerintah pusat juga sudah memberikan penawaran agar daerah tidak melakukan pungutan dalam pengurusan surat KIR, retribusi terminal dan lain-lainnya.Hanya, perhitungan yang dilakukan belum matang dan belum sebanding dengan realisasi di lapangan. Menurutnya,Dishubkominfo terus melakukan penataan lalu lintas di tengah kota.

Namun, khusus kawasan Malioboro terganjal pada permasalahan parkir. Ke depan lokasi parkir akan dibangun di eks Bioskop Indra. Hanya permasalahan lahan belum juga selesai, termasuk konsep membuat parkir bawah tanah. kuntadi

Sumber Berita : Seputar Indonesia
Sumber Gambar : Antara Foto

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj