Skip to main content

Santap Gulai Kambing, 40 Warga Keracunan

GUNUNGKIDUL– Kasus keracunan makanan terus terjadi di wilayah Gunungkidul. Sebanyak 40 warga RT 07/RW 10,Dusun Jeruk,Kepek,Wonosari keracunan seusai menyantap gulai kambing hajatan aqiqah salah satu warga kampung tersebut.

Gulai beracun itu membuat 23 korban terpaksa harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Wonosari karena lemas dan terus muntah-muntah.Menurut penuturan salah satu korban Sumarjiyo, 40, awalnya keluarganya mendapatkan kiriman hajatan selapanan dan aqiqah dari salah satu tetangganya, Tri Setyo Ari Wibowo, Kamis (1/3) malam. Sumarjiyo mendapatkan dua kardus bungkusan berupa roti dan satu dus lagi berisi nasi beserta gulai kambing, acar, serta kerupuk.

”Saya kemudian menyantap gulai bersama anak saya,”katanya saat masih menjalani perawatan di RSUD Wonsoari,kemarin. Dia bersama anaknya memakan kiriman nasi hajatan aqiqah itu pukul 19.30 WIB. ”Sekitar pukul 10 malam, perut saya menjadi mual-mual. Begitu juga dengan anak saya.” Kami terus saja ke belakang hingga pagi. Saya pun tidak bisa tidur,”ungkapnya.Karena rasa ingin buang hajat tidak mampet-mampet dan perut semakin mual, dia terpaksa dibawa oleh istrinya ke RSUD. Warga yang lainnya, Siti, mengaku terpaksa datang ke RSUD karena perutnya mualmual terus.

”Saya makan sosis dan gulai.Kemudian perut saya menjadi mual.Saya tidak tahu, apakah ini karena makanan atau kondisi tubuh saya yang kurang fit,”ujarnya. Di RSUD Wonsoari,suasana di Unit Gawat Darurat (UGD) pun hiruk-pikuk dipenuhi warga Dusun Jeruk,Kepek,Wonosari. Semua tempat tidur perawatan di ruang UGD habis untuk merawat pasien yang mengalami keracunan. ”Tadinya ada 40 yang masuk UGD sini, namun banyak yang sudah diizinkan pulang,”kata Lastri,salah satu keluarga korban yang masih harus menunggui anak serta suaminya.

Kepala Dukuh Jeruk Ari Nurtianto mengatakan kasus keracunan makanan yang menimpa warganya ini sudah dilaporkan ke Dinas Kesehatan Gunungkidul. Sampel makanan sudah dikirim untuk diteliti guna mengetahui penyebab keracunan yang menimpa 40 warga di dusunnya tersebut.”Memang infonya dari gulai kambing.Warga yang tidak makan juga tidak mengalami keracunan kok,”katanya.

Salah satu dokter di UGD RSUD Wonosari dr Triani mengatakan, jika melihat kondisi para korban maka bisa dipastikan mengalami keracunan atau yang dikenal dengan intoksikasi. ”Penyebabnya masih diteliti.kami belum bisa menyimpulkan,” ucapnya. suharjono

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj