Skip to main content

Rampok Berpistol Beraksi di Sleman

SLEMAN – Kasus perampokan masih saja terjadi, meski kegiatan patroli wilayah terus digencarkan instansi kepolisian.

Kawanan perampok bersenjata pistol menyatroni rumah milik pengusaha SPBU yang beralamatkan di Jalan Ori I,No 2A, Papringan, Caturtunggal, Depok. Aksi perampokan itu terjadi di rumah Meibi Rusmansyah, 47, salah seorang pemilik usaha SPBU di daerah Klaten, Jawa Tengah. Dalam menjalankan aksi pelaku yang diduga berjumlah empat orang menyekap dua orang anak korban, Raisya Almira, 12, dan Lavina Malahyati, 27, beserta seorang pembantu, Susi, 27, sebelum mengambil harta benda dalam rumah.

Sementara Meibi beserta istrinya,Ana, 40, saat kejadian tidak berada di rumah karena masih berada di Bali. Susi yang ikut menjadi korban penyekapan menceritakan, saat dia tidur menemani Raisya, anak bungsu majikannya, terdengar pintu kamar dibuka. Dia yang terbangun lantas melihat dua orang pelaku masuk,tanpa banyak bicara pelaku langsung menyekap keduanya.“ Mereka mengikat kedua tangan dan kaki kami dengan kabel,mulut dan mata juga dilakban dan diminta tengkurap sambil mengatakan untuk diam,”paparnya. Lavina yang berada di kamar atas, begitu mendengar suara gaduh dari kamar adiknya langsung turun.

Dua orang pelaku lain yang tengah mengacak- acak kamar Meibi begitu mendengar suara orang turun langsung menyekap Lavina. Dengan tangan terikat, Lavina disatukan dalam satu kamar bersama Susi dan Raisya. “Seingat saya, ada yang membawa pistol ada juga yang membawa senjata seperti keris itu bentuknya,”ujar Susi. Sekitar pukul 02.30 WIB, lanjut Susi,Lavina berhasil melepaskan ikatan di tangannya kemudian menghubungi ayah dan ibunya.Tidak berselang lama, polisi datang ke lokasi untuk melakukan olah TKP disusul puluhan warga sekitar.

“Jadi setelah Mbak Lavina menelepon, bapak langsung telepon polisi dan Pak RT,”ucapnya. Susi mengaku ada empat orang yang tinggal di rumah. Selain Susi dan juga kedua anak majikannya, juga masih ada Sidik,27,yang bekerja mengantar anak majikannya ke sekolah. Sidik yang tinggal di kamar atas, saat kejadian dalam kondisi tertidur dan tidak mendengar suara kegaduhan di bawah. “Pelaku itu tidak merusak pintu, semua pintu juga sudah dikunci,”ucapnya.

Kapolsek Depok Barat Kompol Wachyu Tri Budi menerangkan, berdasarkan hasil olah TKP sementara dan keterangan dari para saksi di-ketahui pelaku memasuki 3 kamar dan 1 ruang kerja korban dengan cara merusak pintu dalam. Pelaku berhasil membawa kabur 1 unit laptop dari ruang kerja korban dan dompet milik istrinya.“Pelaku juga membawa boks tempat perhiasan, tapi dari keterangan saksi boksnya kosong,”ucapnya.

Untuk proses penyelidikan selanjutnya, kasus perampokan di rumah pengusaha SPBU itu dilimpahkan ke Polres Sleman. Jumlah kerugian akibat perampokan itu juga belum diketahui secara pasti karena masih menunggu laporan resmi dari pemilik rumah. ● muji barnugroho

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj