YOGYAKARTA - Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan Kabupaten Bantul, Suroto, mengaku penaikan bahan bahan bakar minyak bersubsidi semakin memperpuruk kehidupan petani dan nelayan.
"Saya lebih memilih BBM tidak naik daripada BBM naik dan diberi kompensasi lewat BLT," ujarnya, Senin (12/3). Kalaupun ada kompensasi melalui BLT, ia meyakini akan banyak penyelewengan. Bantuan tersebut akan jatuh ke tangan yang tidak tepat.
Selain itu, menurutnya, apabila ada penaikan BBM, sektor-sektor yang lain juga akan naik. Ia memprediksi, paling tidak biaya produksi pertanian juga akan naik 25 persen.
Dengan kondisi tersebut, para petani menjadi semakin sulit dalam menentukan pilihan. Di satu sisi mereka ingin harga produk pertanian naik.
Namun, dengan naiknya harga produksi pertanian dalam negeri tersebut akan semakin memperpuruk produksi pertanian dalam negeri. Produksi pertanian dalam negeri tenggelam serbuan hasil produksi luar negeri, karena kalah kompetitif. (OL-11)
Sumber Berita : Media Indonesia
sumber Gambar : perikanan-diy.info
"Saya lebih memilih BBM tidak naik daripada BBM naik dan diberi kompensasi lewat BLT," ujarnya, Senin (12/3). Kalaupun ada kompensasi melalui BLT, ia meyakini akan banyak penyelewengan. Bantuan tersebut akan jatuh ke tangan yang tidak tepat.
Selain itu, menurutnya, apabila ada penaikan BBM, sektor-sektor yang lain juga akan naik. Ia memprediksi, paling tidak biaya produksi pertanian juga akan naik 25 persen.
Dengan kondisi tersebut, para petani menjadi semakin sulit dalam menentukan pilihan. Di satu sisi mereka ingin harga produk pertanian naik.
Namun, dengan naiknya harga produksi pertanian dalam negeri tersebut akan semakin memperpuruk produksi pertanian dalam negeri. Produksi pertanian dalam negeri tenggelam serbuan hasil produksi luar negeri, karena kalah kompetitif. (OL-11)
Sumber Berita : Media Indonesia
sumber Gambar : perikanan-diy.info
Comments
Post a Comment