Skip to main content

Angin Kencang Sepekan ke Depan

YOGYAKARTA– Potensi terjadinya angin kencang di wilayah Provinsi DIY diperkirakan masih berlangsung hingga sepekan ke depan dengan kecepatan angin rata-rata 30 kilometer per jam hingga 40 kilometer per jam.

“Dalam dua hari terakhir,di sejumlah wilayah angin bertiup dengan kecepatan 30–40 kilometer (km) per jam.Diperkirakan, kondisi yang sama masih akan terjadi dalam lima hingga tujuh hari mendatang,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Tony Agus Wijaya kemarin. Angin kencang tersebut disebabkan oleh munculnya badai tropis di Samudra Hindia sehingga menimbulkan gangguan cuaca di wilayah Yogyakarta.

“Selain berpotensi menimbulkan angin kencang, badai tropis itu juga berpotensi meningkatkan curah hujan,” ujarnya. Oleh karena itu, masyarakat perlu mewaspadainya dengan melakukan pemangkasan pohon sehingga tidak mudah tumbang bila angin kencang bertiup. Selain itu, suhu udara di wilayah Yogyakarta juga akan mengalami perubahan, terutama suhu di minimal di malam hari,dari biasanya sekitar 24–25 derajat Celsius menjadi 20–21 derajat Celsius. Rumah milik Jemingan, 50, warga Dukuh Blumbung, Desa Karangsari,Kecamatan Pengasih, Kulonprogo ambruk tertimpa pohon kelapa, Kamis (8/3) petang.

Hujan disertai angin kencang yang melanda Kecamatan Pengasih menyebabkan sejumlah pohon tumbang. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, namun istri Jemingan, Asilah,45,harus dilarikan ke RSUD Wates akibat tertimpa reruntuhan rumah. Saksi kejadian, Suyoto, 45, tetangga korban, mengatakan hujan deras disertai angin kencang terjadi menjelang magrib. Sejumlah pohon tumbang akibat diterjang angin kencang. Termasuk pohon kelapa milik Wakidi yang menimpa rumah Jemingan.“Pohon kelapa milik Wakidi yang berada di lereng bukit tumbang dan menimpa sebagian rumah milik Jemingan,”paparnya kemarin. Saat itu, Jemingan berada di luar rumah.

Hanya anaknya, Nur Irfan, 19 dan Asilah yang berada di dalam rumah.Beruntung Nur Irfan bisa menyelamatkan diri dengan keluar rumah. Namun, Asilah yang saat itu berada di atas tempat tidur tidak sempat menyelamatkan diri.Saat pohon kelapa menimpang rumahnya, Asilah terjebak di dalam kamar tidur. Warga langsung melarikan Asilah ke RSUD Wates. ridwan anshori/ant

Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj