Skip to main content

Nama ISI Yogya akan Diganti, Alumni Menolak

Rencana perubahan nama itu dituding hanya untuk kepentingan pengambil kebijakan saja.

Yogyakarta - Eksponen alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menolak usul perubahan nama kampus mereka menjadi Institut Seni dan Budaya Indonesia (ISBI). Menurut mereka, usulan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu prematur dan tidak memiliki konsep jelas.

Para alumni yang menolak usulan perubahan nama itu antara lain Totok Sudarwoto (koordinator), Mahyar Suryaman (koordinator), Sun Ardi SU, M Dwi Marianto, Dunadi, Godod Sutejo, Kuss Indarto, Hendro "Pleret" Harsaya, Yaksa Agung, dan Maman Rahman. Mereka sebagian adalah para dosen ISI Yogyakarta dan juga seniman kondang di Yogya.

Disebutkan, sikap dalam pernyataan ini dibuat untuk menjaga tegaknya eksistensi dan tegaknya almamater sebagai bagian dari kontribusi bagi kewibawaan wajah budaya bangsa dan negara.

Mereka sangat menyayangkan sikap Mendikbud M Nuh. Karena, setelah usulan itu mendapat reaksi keras, pemerintah tidak segera memberikan argumentasi jelas tentang konsep usulan perubahan nama itu.

''Ini sangat meresahkan bagi kalangan seniman, termasuk dengan eksponen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta," kata Totok Sudarwoto, koordinator eksponen ISI Yogyakarta, Kamis, 16 Februari 2012.

Keresahan itulah yang membuat alumni ISI bertemu, menggalang pertemuan kecil di Pos Seni Godod, Yogyakarta pada Senin 13 Februari 2012. Pertemuan itu ditindaklanjuti dengan audiensi kepada Rektor ISI Yogyakarta pada Rabu 15 Februari 2012.

Dari audiensi itu mereka menilai bahwa gagasan konversi ISI menuju ISBI merupakan wacana kosong saja. "Eksponen Alumni ISI Yogyakarta menyatakan menolak tegas gagasan dan realisasi konversi ISI ke ISBI oleh pemerintah cq Kemendikbud," papar Totok.

Para alumni menyebut usulan itu sebagai manuver politik Mendikbud. Upaya itu dinilai hanya untuk mendapatkan keuntungan politik dan ekonomi bagi para pemilik otoritas dan penentu kebijakan di dunia pendidikan dengan melibatkan semua lembaga Institut Seni Indonesia sebagai obyek penderita.

"Selanjutnya, para alumni ISI ini mendesak pihak lembaga ISI Yogyakarta untuk secepatnya mengambil keputusan penolakan atas gagasan konversi ISI ke ISBI, tapi dengan tetap mengedepankan aspek kesejarahan dan kebutuhan yang konkret bagi perkembangan keilmuan dan kreativitas di lingkungan ISI Yogyakarta," ujarnya. (ren)

Sumber Berita & Gambar : Vivanews

Comments

Popular posts from this blog

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Kuliner Kreatif, Lezat tapi Sehat

YOGYAKARTA– Ingin merasakan sensasi makanan yang lain dari biasanya, Jateng-DIY adalah gudangnya. Di wilayah ini banyak kuliner kreatif. Bahannya sederhana namun mampu diolah menjadi makanan yang lezat dan sehat. Di Yogyakarta misalnya, ada makanan serba jamur, di Semarang ada menu ceker merdjon yang menonjolkan sensasi pedas. Sementara di Solo ada serba ikan patin yang diklaim mengandung lemak tak jenuh dan omega 3 yang dikenal baik bagi kesehatan. Jamur, siapa yang kenal dengan bahan pangan yang satu ini. Di Yogyakarta tepatnya di Sleman,salah satu pengenalan makanan yang berbahan dasar jamur ialah Ratidjo.Dia adalah pengusaha sekaligus pembudi daya jamur. Hampir 15 tahun Ratidjo menekuni usaha budi daya jamur dengan puluhan petani jamur binaannya. Berangkat dari hobinya bertani, Ratidjo mencoba memperkenalkan jamur sebagai salah satu bahan pangan sehat bagi masyarakat. “Awalnya kami menemui kendala pada pemasaran. Akhirnya kami mulai mencoba menciptakan pasar sendiri ...