Skip to main content

Istri Kabur, Suami Coba Bunuh Diri

SLEMAN – Depresi ditinggal istri kabur dari rumah,Hendro Kusmanto, 30,warga Bangunrejo, Tridadi, Sleman nekat menghabisi nyawanya sendiri dengan gantung diri di kamar, kemarin pagi.

Beruntung, aksi nekat ayah dua orang anak itu diketahui Purwanto, 39, tetangga dekatnya pada pukul 08.30 WIB.Saat ditemukan,korban dalam kondisi menggantung dengan leher terlilit kain yang dikaitkan pada kayu atap rumah. Dengan bantuan tetangga lainnya, korban langsung diturunkan dari tali gantungan.Kabar aksi gantung diri Hendro dengan cepat menyebar dan memancing warga berdatangan ke lokasi kejadian.

Saat dilakukan pengecekan medis,korban diketahui masih bernapas dan hanya pingsan. Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sleman guna mendapatkan pertolongan medis. Warga sekitar yang dimintai keterangan polisi terkait aksi nekat Hendro, mengatakan korban sudah lama ditinggal istrinya pergi. Setiap hari dia hanya tinggal bersama kedua anaknya. ”Anak-anaknya masih kecil. Kepergian istrinya mungkin (membuat) dia tertekan,” ujar Purwanto.

Menurut Panit Reskrim Polsek Sleman Ipda Darban, semenjak ditinggal istrinya kabur dari rumah selama 1,5 tahun ini, dia diduga menjadi depresi.Selain itu,juga diketahui bahwa korban sehari-hari tidak memiliki pekerjaan tetap. ”Korban masih dirawat di rumah sakit. Jika kondisinya sudah membaik,langsung bisa dibawa pulang.Tapi kemungkinan masih harus diawasi karena takut mengulangi perbuatannya,” ucapnya.

Berita terkait lainnya, Kamis (9/2),Biis Yuwono,27,warga Magelang ditemukan tewas gantung diri di gudang tempatnya bekerja di daerah Darakan Barat,Prenggan, Kotagede. Kejadian itu pertama kali diketahui pukul 08.30 WIB oleh Dwi Wahyono, 40, warga Rejowinangun Pilahan,Kotagede, teman kerja korban. Pelaku diduga nekat mengakhiri hidupnya lantaran perselingkuhannya dengan wanita idaman lain (WIL) diketahui istrinya yang tengah mengandung. muji barnugroho      
Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj