Skip to main content

UGM Sokong Pembuatan Gudeg

YOGYAKARTA – Universitas Gadjah Mada (UGM) akan merintis budi daya hutan tanaman nangka di lingkungan masyarakat. Selain penghijauan, budi daya ini juga untuk memasok buah nangka sebagai bahan pokok masakan gudeg yang dirasakan pasokannya masih kurang.

Guru besar UGM Sutaryo mengatakan, untuk mewujudkan hal tersebut, pihaknya membentuk tiga kelompok yang tugasnya berbeda tapi terintegrasi. Mereka ada yang bertugas membantu budi daya tanaman, teknologi pembuatan gudeg, serta pendampingan produksi dan pemasaran. ”UGM juga sedang melakukan pengembangan teknologi untuk pengawetan gudeg.

Untuk mendukungnya, selain membutuhkan bibit berkualitas, juga bagaimana gudeg bisa tahan lama tapi tidak mengurangi cita rasanya,”ungkap Sutaryo dalam diskusi antarpakar UGM di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH) UGM kemarin. Peneliti pangan dan gizi UGM Eni Harmayani menjelaskan, selain mengembangkan teknologi pengawetan gudeg, kampus juga berencana memberikan pendampingan dan pelatihan mengenai teknologi tersebut kepada penjual gudeg.

”Jadi,selain harus didukung produksi massal,masalah proses pemasarannya juga harus dibantu,”paparnya. Menurut Eni, jenis nangka yang paling baik digunakan sebagai bahan baku untuk membuat gudeg adalah nangka yang kulitnya hijau karena teksturnya kompak dan tidak hancur saat direbus.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kehutanan Moh Na’iem mengatakan,Fakultas Kehutanan sudah memiliki bibit pohon nangka dari 11 varietas yang ditanam di kawasan Wanagama Gunung Kidul. ”Bibit ini kita ambil dari 11 provinsi,” ucapnya. priyo setyawan Sumber Berita : Seputar Indonesia Sumber Gambar : wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj