Skip to main content

Polisi Sita Upal Rp100 Juta

SLEMAN– Jajaran Satreskrim Polres Sleman menyita uang palsu (upal) senilai Rp100 juta dari tiga tersangka kemarin. Mereka dibekuk saat melakukan transaksi penjualan uang tiruan di Jalan Magelang,Tempel, Sleman.


Kapolres Sleman AKBP Irwan Ramaini mengatakan barang bukti berikut tersangka, yakni Heri,51; Rusmin,39; dan Ferdian, 35; ketiganya warga Purwokerto, Jawa Tengah diamankan untuk menjalani proses penyidikan. Dari hasil keterangan tersangka uang palsu itu diperoleh dari daerah Jawa Tengah bagian utara.“Mereka ditangkap pada Senin (16/1) sore saat melakukan transaksi dengan petugas yang menyamar untuk membeli. Kasus ini masih ditangani Kesatuan Reskrim,” katanya kemarin.

Sekilas, uang yang diamankan mirip uang asli. Uang itu berjumlah 10 bendel.Tiap bendel terdiri atas 100 lembar pecahan Rp100.000.Di bagian tengah tepat di bawah bendel, setiap lembaran bolak-balik terdapat gambar tokoh kartun Upin & Ipin. “Uang tiruan itu memiliki nomor seri yang sama,” ujar Kapolres. Kasatreskrim Polres Sleman AKP Widi Saputra menyatakan, peredaran upal berhasil diungkap setelah ada informasi bahwa ada orang yang akan mengedarkan uang palsu. Setelah mengantongi nomor telepon pemilik uang, anggota menyamar sebagai pembeli dan memesan upal.

“Transaksi dilakukan di pinggir jalan.Kecurigaan awal memang uang palsu,namun setelah kita koordinasikan dengan pihak BI, uang itu ternyata masuk uang tiruan,”paparnya. Uang tiruan berjumlah 10 bendel itu oleh tersangka dibeli dengan harga Rp3 juta. Uang itu rencananya dijual kembali dengan harga Rp15 juta. Meski belum sempat diedarkan, sesuai dengan UU No 7/2011 Pasal 34 ayat 2 junto Pasal 24 ayat 2 mengenai penggunaan mata uang rupiah, karena uang tiruan itu diperjualbelikan, tersangka bisa diancam 1 tahun penjara.

Widi menduga uang itu sengaja diperjualbelikan untuk kepentingan penipuan seperti penggandaan uang. “Kita akan terus kembangkan kasus ini, dari mana mereka memperoleh uang tiruan itu,” ujar Widi. muji barnugroho Sumber : Seputar Indonesia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj