Skip to main content

Leptospirosis Mulai Berjangkit di DIY

YOGYAKARTA--MICOM: Seorang warga Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, positif mengidap penyakit leptospirosis. Pasien tersebut tertena penyakit yang diakibatkan kencing tikus tersebut saat tengah bersih-bersih lingkungan rumah.

Pasien tersebut kini telah ditangani dengan baik. Munculnya kasus tersebut membuat Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta waspada terhadap penyakit leptospirosis. Terlebih lagi, sekaran ini memasuki musim penghujan. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta pun meminta warga agar meningkatkan kewaspadaan diri.

"Di Kota Yogyakarta penularannya dari tikus rumah," terang Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Yogyakarta, Vita Yulia, Selasa (10/1).

Rumah-rumah yang kebersihannya tidak terjaga harus waspada. Pasalnya, air kencing tikus bisa menyebar melalui air hujan atau banjir yang mengalir.

Warga pun diminta menerapkan kebiasaan hidup bersih dan sehat untuk menghindari penyebaran leptospirosis. Setelah beraktivitas apapun cuci tangan dengan sabun dan gunakan alat pelindung diri ketika beraktivitas di tempat-tempat kumuh yang dicurigai ada bercak kencing tikus gunakan alat pelindung diri.

Kasus leptospirosis pada 2011 terbilang tinggi. Pasalnya, dari 44 warga yang dinyatakan positif terjangkit leptospirosis, tujuh orang meninggal dunia.

Vita menjelaskan, gejala leptospirosis adalah badan panas, nyeri pada otot betis, mata nyeri dan memerah, serta mual. Jika mengalami gejala tersebut, masyarakat diminta untuk segera memeriksakan ke puskesmas terdekat.

Untuk tenaga medis, mereka semua sudah siap di puskesmas-puskesmas di Kota Yogyakarta. Obat-obatan pun masih mencukupi. Ia berharap, pada 2012 ini kasus Leptospirosis akan menurun dibandingkan tahun lalu. (AT/OL-04)

Sumber Berita : Media Indonesia Online
Sumber Gambar: Wikipedia

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj