Skip to main content

Kesal, Anak Tusuk Bapak Kandung

SLEMAN– Entah apa yang ada di benak Badar,30,warga Tegalyoso, Gamping, Sleman hingga tega menusuk Riyanto, 52, bapak kandungnya sendiri. Aksi nekat itu terjadi Kamis (12/1) sekitar pukul 23.00 WIB saat Riyanto bersama istrinya, Sri Sutarmi, 50, pulang usai melihat acara Pasar Malam Perayaan Sekaten (PMPS) di Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta.

Akibat kejadian itu, Riyanto mengalami luka tusuk di bahu kanan dan kiri.Dia kemudian ditolong warga yang tengah ronda malam dan dibawa ke RS PKU Yogyakarta. Riyanto menuturkan, sepulang dari Alun-Alun Yogyakarta, dia bersama istrinya mendapati pintu depan rumah dikunci dari dalam.

Sutarmi, istrinya, lantas mengetuk-ngetuk pintu. Setelah pintu dibuka, dia dan istrinya masuk. ”Di rumah ternyata anak saya sedang mabuk dan membawa wanita. Dia langsung ngamuk sambil meminta uang,” kata bapak tiga anak yang berprofesi menjadi masinis di StasiunTugu ini.

Saat Riyanto sedang memarkirkan motor di ruang tengah, tanpa diduga anak sulungnya itu mengambil pisau dari dapur dan langsung menyerangnya dari belakang.Beruntung, dia bisa berkelit dan lari menyelamatkan diri. Tidak terima dengan tindakan anaknya itu, Riyanto kemudian melaporkan kasus itu ke Polres Sleman.

Tindakan itu terpaksa dilakukan karena tidak ada jalan lain untuk melindungi diri dari aksi nekat Badar yang kerap mengancam keselamatan jiwanya. Menurut Riyanto, Badar yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara itu dari kecil sudah nakal. Bahkan untuk urusan sekolah, SD saja tidak lulus.

”Dia itu sudah sering ngompasi (meminta uang dengan paksa) istri saya, bahkan adiknya juga. Kepada penyidik,Badar mengakunekatmenusukbapaknya lantaran kesal tidak disekolahkan seperti adik-adiknya.Tidak hanya itu,dia juga merasa dibedakan dari adik-adiknya.”Saya memang kesal,”kata Badar. muji barnugroho

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj