Skip to main content

Dinsos: Jumlah Warga Miskin Jogja Turun

JOGJA—Jumlah warga miskin Kota Jogja 2011 menurun dibanding 2010 lalu. Dari data terbaru yang telah disahkan Walikota Jogja tercatat warga miskin sebanyak 17.018 keluarga atau 54.530 jiwa. Data mencatat penurunan 16,81% untuk jumlah keluarga dan 16,58% untuk jumlah jiwa.

Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) kota Jogja, MK Pontjosiwi menyampaikan, penurunan angka kemiskinan selama ini difokuskan di wilayah Kricak kecamatan Jetis, Sorosutan kecamatan Kotagede, dan Tegalpanggung kecamatan Danurejan.

“Data tahun ini mengalami penambahan 66 keluarga dibandingkan data warga miskin sesuai uji publik pada November 2011 lalu,” ujarnya kepada media di kompleks Balaikota, Rabu (18/1).

Menurut Pontjosiwi, angka penurunan jumlah warga miskin selain jumlah warga pindah dan meninggal, penurunan jumlah juga terjadi karena adanya berbagai proyek bantuan sosial dari pemkot Jogja. Sementara penambahan jumlah 66 keluarga berasal dari data pengajuan komplain kepada Dinsosnakertrans maupun DPDR kota warga miskin yang datanya terhapus dari pemegang KMS sebelumnya.

Pontjosiwi menegaskan, 66 keluarga tercatat masuk data base, tetapi dinyatakan telah pindah. Namun saat dilakukan penelusuran mereka hanya pindah domisili dan masih tetap menjadi warga kota Jogja. “Akhirnya tetap kita masukan ke dalam data warga miskin,” tambahnya.

Adapun, Kepala Bidang Bantuan Tri Maryatun melanjutkan, penambahan data warga telah dimasukkan dalam data base warga miskin 2010. Sedangkan untuk warga yang mengaku miskin tetapi tidak masuk dalam data base baru akan ditindaklanjuti pada survei di 2012 yang dilakukan sepanjang 2011.(Harian Jogja/Pamuji Tri Nastiti) Sumber : Harian Jogja

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj