Skip to main content

Sleman Tambah 41 Alat e-KTP

SLEMAN (KRjogja.com) - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sleman menambah 41 alat pembuat e-KTP untuk mencapai target 250 ribu e-KTP pada tahun 2011. Hingga saat ini, pembuat e-KTP baru berjumlah 210 ribu jiwa. Pengoperasionalan alat baru tersebut akan dimulai minggu depan setelah didistribusikan ke kecamatan. Penambahan alat ini akan melengkapi 34 alat sebelumnya yang sudah ada.

Kepala Disdukcapil Supardi mengatakan permintaan bantuan pinjaman alat ke pemerintah pusat terpaksan
dilakukan karena masih ada kecamatan yang kekurangan alat, terutama yang berpenduduk lebih dari 30 ribu jiwa. “Permohonan bantuan tersebut sudah disetujui dan minggu depan sudah bisa digunakan,” terangnya, Jumat (16/12).

Dengan adanya penambahan alat tersebut, dipastikan target pembuat e-KTP di Kabupaten Sleman dapat terpenuhi. Alat tersebut berstatus pinjaman dan akan ada di Sleman selama empat bulan.

Ditambahkan, selain alat yang didistribusikan di kecamatan, saat ini juga telah tersedia satu alat mobile
pembuat e-KTP. Alat ini akan digunakan untuk wajib KTP yang tidak bisa datang ke kantor kecamatan. Diutamakan untuk orang lanjut usia dan kaum difabel. Namun selama ini, lanjutnya, kaum difabel sangat antusias untuk datang sendiri ke kecamatan.

“Untuk yang didatangi, nantinya tetap harus sesuai ketentuan termasuk latar belakang saat foto,” kata Supardi.

Karenanya, petugas akan menata tempat pembuatan e-KTP tersebut sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan. Untuk setting tempat, diperkirakan tidak akan lebih dari 15 menit sehingga pelayanan juga bisa berjalan cepat.

Sementara untuk warga yang belum mendapat kesempatan di tahun ini, proses pembuatan e-KTP akan dilanjutkan tahun 2012. “Warga tidak perlu khawatir, karena semua pasti akan mendapatkan undangan,” terangnya. Dia pun meminta agar warga yang telah mendapat undangan dapat menghadiri pada kesempatan pertama. (*-7)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj