Skip to main content

Rayakan Pergantian Tahun, Ribuan Warga Yogya Penuhi Malioboro

Yogyakarta - Ribuan warga Yogyakarta bersama para wisatawan memadati kawasan Malioboro dan sekitarnya untuk merayakan malam pergantian tahun 2011 dan menyambut tahun baru 2012. Pesta kembang api digelar di berbagai tempat saat pergantian tahun.

Selain di Maliboro, hingar bingar malam tahun baru dengan pesta kembang api juga terjadi di simpang empat Tugu Yogyakarta, Titik Nol Kilometer di Simpang Empat Kantor Pos Besar Yogyakarta, Alun Alun Utara dan Alun Alun Selatan.

Berdasarkan pantauan detikcom, sejak pukul 20.00 kawasan Malioboro mulai dari selatan pintu kereta api Stasiun Tugu Yogyakarta hingga Simpang Empat Kantor Pos Besar Yogyakarta sudah ditutup oleh aparat kepolisian untuk semua kendaraan. Hanya pejalan kaki dan pengguna sepeda yang masih diperkenankan melintas di kawasan itu.

Beberapa ruas jalan menuju Malioboro seperti Jl Gandekan, Jl Pasar Kembang, Jl Mangkubumi, Jl Mataram, Suryotomo, Jl Senopati, Jl KH Ahmad Dahlan sempat ditutup petugas. Beberapa ruas jalan seperti Jl Brigjen Katamso hingga Pojok Beteng Wetan dan Jl Wakhid Hasyim hingga Pojok Beteng Kulon diberlakukan sistem buka tutup.

Demikian pula di kawasan Simpang Empat Tugu Yogyakarta yakni Jl Sudirman, Jl Diponegoro, Jl AM Sangaji, Simpang Tiga Terban Jl C. Simanjuntak, Simpang Empat Pingit Jl Kyai Mojo juga sempat ditutup aparat karena banyaknya pengguna sepeda motor yang hendar merayakan malam pergantian tahun di tempat itu. Aparat sempat mengalihkan arus lalu-lintas sempat ke arah luar Kota Yogyakarta untuk menghindari kemacetan.

Sekitar 15 menit menjelang malam pergantian tahun, warga sudah tidak sabar lagi menyalakan kembang api seperti di kawasan titik nol kilometer, Alun Alun Utara dan Alun Alun Selatan, depan Monumen Serangan Oemoem 1 Maret 1949, Benteng Vredeburg,

Tepat pukul 00.00 WIB, tanpa dikomando ratusan warga yang membawa kembang api langsung menyalakan silih berganti. Beberapa kelompok ada yang saling bersalaman untuk mengucapkan selamat tahun baru. Para wisatawan yang memenuhi tempat itu juga banyak mengabadikan peristiwa itu dengan kamera maupun handphone.

Setengah jam setelah pergantian tahun hingga pukul 00.30 WIB lontaran kembang api terus menghiasi tanpa henti di langit Kota Yogyakarta disertai bunyi ledakan mercon. Pesta kembang api tidak hanya terjadi di pusat-pusat keramaian, namun warga kampung-kampung juga merayakannya dengan pesta kembang api.

Selain di pusat keramaian, beberapa tamu hotel di kawasan Prawirotaman Jl Parangtritis Yogyakarta juga merayakan tahun baru dengan pesta kembang api. Sedangkan di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, malam pergantian tahun dimeriahkan dengan kejuaraan balap motor dan pesta kembang api.

Suasana pesta malam pergantian tahun di Yogyakarta berlangsung aman dan tertib. Beberapa gereja di Kota Yogyakarta juga tetap dijaga aparat kepolisian.(bgs/mad)

Sumber : detiknews

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj