Skip to main content

PT KA Daops VI Minta Polri Siapkan Intel

YOGYA (KRjogja.com) - PT Kereta Api Daerah Operasional VI Yogyakarta meminta personil kepolisian untuk meningkatkan pengamanan di dalam kereta seperti menyebar intel atau petugas berpakaian preman.

"Kasus pembajakan Kereta Api Gajayana jurusan Malang-Jakarta perlu diantisipasi agar tidak terulang di kemudian hari, salah satunya adalah dengan meningkatkan pengamanan, misalnya menyebar intel yang menyamar menjadi penumpang di dalam kereta," kata Kepala Humas PT Kereta Api Daerah Operasional (Daop) VI Yogyakarta Eko Budianto di Yogyakarta, Minggu (28/8).

Menurut dia, pengamanan selama Angkutan Lebaran 2011 untuk kereta api yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian adalah dengan menempatkan petugas berpakaian formal di stasiun dan terkadang ada petugas di dalam kereta.

Eko mengatakan, pengamanan di dalam stasiun yang telah dilakukan pihak kepolisian mampu menekan angka kriminalitas, oleh karena itu, pengamanan di dalam kereta juga perlu lebih ditingkatkan.

"Kami berharap, ada intel dari kepolisian yang disebar untuk melakukan pengamanan hingga berakhirnya Angkutan Lebaran 2011, terlebih arus penumpang akan semakin padat," katanya.

Selama Angkutan Lebaran 2011, terdapat sebanyak 279 personil dari Kepolisian Daerah DIY dan Jawa Tengah yang disiagakan untuk membantu pengamanan seluruh stasiun di wilayah PT KA Daop VI.

PT KA Daop VI Yogyakarta memperkirakan, puncak arus mudik penumpang terjadi pada Minggu (28/8) dan puncak arus balik akan terjadi pada Minggu, 4 September dan Minggu, 11 September.

Jumlah penumpang yang akan diberangkatkan pada masa arus balik dari Stasiun Tugu bisa mencapai sekitar 9.425 orang atau mengalami kenaikan tiga hingga lima persen dibanding tahun sebelumnya sebanyak 9.150 orang.

Sementara itu, Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Yogyakarta AKBP Darmantomengatakan, kepolisian siap menerjunkan intel untuk membantu pengamanan di dalam kereta apabila ada permintaan resmi dari PT KA. (Ant/Tom)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

PT KA Daops VI Request Police Prepare for Intel

YOGYA (KRjogja.com) - PT Train Operating Region VI Yogyakarta require police personnel to enhance security inside the train like spread intel or plainclothes officers.

"The case of piracy Railway Gajayana Malang-Jakarta majors should be anticipated in order not to be repeated later in life, one is to improve security, such as intelligence spreads disguised as passengers on the train," said Head of Public Relations of PT Kereta Api Regional Operations (Daop) VI Eko Budianto Yogyakarta in Yogyakarta on Sunday (28 / 8).

According to him, security during transport Lebaran 2011 for the railways that have been done by the police is to put officers at the station formally dressed and sometimes there are officers in the carriage.

Eko said that security at the station that has been done by the police to suppress crime, therefore, the security on the train also needs to be improved.

"We hope, an agent of the police are deployed to provide security until the expiration of Transportation Lebaran 2011, the first passenger flow will be more solid," he said.

During Lebaran Transport 2011, there were as many as 279 personnel from the Regional Police DIY and Central Java who was alerted to assist securing the entire station in the region of PT KA Daop VI.

PT KA Daop VI Yogyakarta estimates, the peak passenger flows forth occurred on Sunday (28 / 8) and peak reverse flow will occur on Sunday, September 4 and Sunday, September 11.

The number of passengers who will be dispatched during the backflow from Tugu Station can reach about 9425 people, or an increase of three to five percent over the previous year as many as 9150 people.

Meanwhile, Deputy Police Chief Adjunct Senior Commissioner Darmantomengatakan resort city of Yogyakarta, police fielded intel ready to assist security at the train if there is an official request from PT KA.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj