Skip to main content

Idul Fitri, Para Pengemis Padati Alun-Alun Utara Yogya

YOGYA (KRjogja.com) - Shalat Idul Fitri di Alun-Alun Utara Yogyakarta dipadati oleh puluhan ribuan umat. Puluhan diantaranya adalah pengemis yang mencoba mengetuk pintu hati para pengunjung yang beribadah di lokasi tersebut.

Sebelum shalat dimulai, puluhan pengemis duduk berjejer di trotoar di ruas jalan utama menuju alun-alun. Sesudah shalat berakhir, para pengemis beraksi lebih agresif, dengan berdiri di sekitar ruas jalan tersebut, dan ada beberapa yang berjalan berkeliling sambil menggendong anaknya.

Salah seorang pengemis mengaku bernama Seblon mengaku, sudah datang ke lokasi ini sejak subuh. Wanita paruh baya asal Ndeles Klaten ini mengaku akan 'mangkal' di sekitar Alun-Alun Utara Yogya hingga besok sore.

"Setiap lebaran saya selalu ke sini. Biasanya dapat Rp30 ribu, atau Rp 35 ribu per hari," ungkapnya sembari mengangkat gelas plastik meminta sedekah, Selasa (30/8).

Sementara Anik, dari Purwokerto mengaku baru dua tahun ini mengemis di kawasan Alun-ALun Utara Yogya ini. Ia mengaku akan pulang ke rumahnya sore hari nanti.

"Saya tidak disuruh sama siapapun, ya cuma untuk cari sesuap nasi, yang penting halal. Moga-moga yang memberi saya diberi rezeki berlimpah," katanya. (Den)



Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Idul Fitri, The Beggar Fill North Square Yogya

YOGYA (KRjogja.com) - Eid al-Fitr prayers at the North Square of Yogyakarta populated by tens of thousands of people. Dozens of them are beggars who try to knock on the door of the hearts of the visitors who worship at these locations.

Before the prayers began, dozens of beggars sitting lined the sidewalks on main roads leading into the square. After the prayer ended, the beggars are more aggressive action, by standing around the streets, and some were walking around while carrying her child.

One beggar called himself Seblon claimed, had come to this site since dawn. Middle-aged woman was admitted from Klaten Ndeles be 'hung' around the North Square Yogya until tomorrow afternoon.

"Every Eid I'm always here. Usually can Rp30 thousand, or Rp 35 thousand per day," he said as he held up a plastic cup for alms on Tuesday (30 / 8).

While Anik, from Navan claimed only two years of begging in the North Square of this Yogya. He admitted that he would go home later afternoon.

"I was not told to just anyone, so just to look for a bite of rice, an important kosher. I hope that gives me given the abundant sustenance," he said.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj