Skip to main content

Orangtua Murid di Yogya Sport Jantung Pantau Pendaftaran SD

TRIBUNJOGJA, YOGYA - Senyum gembira langsung terpancar dari wajah Ratnawati, saat panitia Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SDN Ungaran 1 Kotabaru, Yogyakarta, menutup pendaftaran hari kedua atau hari terakhir, Jumat (24/6) pukul 14.00. Warga Kotagede ini langsung memeluk seorang wanita di sebelahnya.

Ratna mengaku lega karena nama anaknya, Yustisio Amir Abdilah, menduduki posisi 53 pada data pendaftar di SDN Ungaran 1 Kotabaru. Itu artinya Yustisio dinyatakan lolos sebagai siswa baru SDN Ungaran 1 Yogyakarta. Ia memperoleh kepastian tersebut setelah menunggu sekitar enam jam.

"Dari pukul 08.00 tadi sampai ditutup saya seperti sport jantung melihat pergeseran posisi anak saya. Sekarang akhirnya bisa lega," tutur wanita berjilbab ini.

Ratna mendaftarkan anaknya pada hari pertama, Kamis (23/6), dan setelah itu ia terus melihat pergerakan persaingan di SDN Ungaran 1. Hal tersebut ia lakukan karena untuk tahun 2011, SD di Kotabaru itu hanya membuka dua kelas, menerima 56 siswa baru.

Saat di rumah pun Ratna merasa khawatir posisi anaknya bakal tergeser alias tak lolos. Karena itu, sejak Jumat (24/6) pagi Ratna bersama suami dan anaknya terus memantau pergerakan persaingan para calon siswa di layar proyektor yang disediakan panitia.

"Tadi pagi masih posisi 40, terus bergeser ke nomor 44, dan yang paling deg-degan saat di posisi 53. Tapi lega, akhirnya sudah diterima," ujarnya, kemudian tersenyum.

Hal senada diutarakan Bani, warga Sidoarum, Godean, Sleman, DIY. Bani juga mengaku sempat was-was saat memantau pergerakan persaingan di SDN Ungaran 3, tempat ia mendaftarkan sang anak. Pasalnya, usia anaknya baru enam tahun lebih sembilan bulan. Ia merasa usia tersebut belum aman, apalagi melihat kuota SDN Ungaran 3 hanya 28 kursi.

"Untungnya sampai ditutup tadi masih bisa diterima. Posisi 24. Tapi ya sempat khawatir banget, soalnya posisi kritis," ujarnya.

Di tempat terpisah, Ny Eni Rahayu mengaku mencabut berkas pendaftaran anaknya dari SDN Lempuyangwangi, Jumat (24/6) pukul 11.00, untuk dipindahkan ke SD Tegal Panggung. Tindakan itu ia lakukan setelah melihat data sang buah hati tak masuk dalam posisi aman.

"Di Lempuyangwangi sudah jauhlah pokoknya. Saya lupa pastinya (nomor urut berapa). Makanya saya terus segera pindahkan. Mumpung masih ada waktu," ujar Eni, saat ditemui di SD Tegal Panggung.

Eni, warga Bayam, Yogyakarta, akhirnya bisa bernapas lega karena sang anak bisa mendapat kursi di SD Tegal Panggung. Sampai saat penutupan, Jumat (24/6) pukul 14.00, posisi anaknya aman, pada urutan belasan, dan tinggal menunggu pengumuman resmi.

Pendaftaran calon peserta didik tingkat SD memang resmi ditutup (24/6) pukul 14.00. Selanjutnya, para pendaftar yang dinyatakan lolos akan diumumkan serentak di masing-masing sekolah, Sabtu (25/6) hari ini mulai pukul 10.00.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Parents in Yogya Sport Heart Monitor Elementary School Registration

TRIBUNJOGJA, YOGYA - directly excited smile radiates from the face Ratnawati, when the committee Acceptance of Students New (PPDB) SDN Ungaran 1 Kotabaru, Yogyakarta, close the second day of registration or the last day, Friday (24 / 6) 14.00. Residents of this Kotagede hugged a woman beside him.

Ratna claimed relief for the name of his son, Amir Yustisio Abdillah, position 53 on data registries in the SDN Ungaran 1 Kotabaru. That means Yustisio otherwise qualify as a new student SDN Ungaran 1 Yogyakarta. He obtained the certainty that after waiting about six hours.

"From 0800 until it closed I'd like to see a shift in the position of a sports heart of my child. Now, finally relieved," said the veiled woman is.

Ratna enroll their children on the first day, Thursday (23 / 6), and after that he continued to see movement on the SDN Ungaran competition 1. This he did because for the year 2011, a primary school in Kotabaru was only open two classes, received 56 new students.

When Rachael was at home worried about her position would be shifted away aliases. Therefore, since Friday (24 / 6) morning with her husband and daughter Rachael continue to monitor the movement of the prospective student competition at the projector screen provided by the committee.

"This morning was the position of 40, continues to shift to number 44, and the most excited when in position 53. But relieved, finally accepted," he said, then smiled.

Similar expressed Banu, a resident Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta. Bani also admitted had misgivings as to monitor the movement of competition in the SDN Ungaran 3, where he enrolled his son. Because the new children aged six years nine months. He felt that age is not safe, let alone see the quotas SDN Ungaran 3 only 28 seats.

"Fortunately, until it closed was still acceptable. Position 24. But it really was worried, because the critical position," he said.

Separately, Ms. Eni Rahayu admitted revoke his registration file of the SDN Lempuyangwangi, Friday (24 / 6) at 11.00, to be moved to SD Tegal Stage. The act he did after seeing the baby's data not included in the safe position.

"In the Far Lempuyangwangi already anyway. I forget the exact number (serial number). So I continued to move soon. While there is still time," said Eni, when found in elementary Tegal Stage.

Eni, a resident of Spinach, Yogyakarta, can finally breathe easier because the child can get a seat at the elementary stage of Tegal. Until now, closing on Friday (24 / 6) at 14.00, his position is safe, on the order of dozens, and just waiting for the official announcement.

Registration of candidates for primary students was officially closed (24 / 6) 14.00. Furthermore, applicants who otherwise qualify will be announced simultaneously in each school, Saturday (25 / 6) today from 10.00.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj