Skip to main content

Yogya Tawarkan Wisata 'Awan Panas'

VIVAnews - Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menaikkan target kunjungan wisatawan domestik menjadi 1,6 juta dan mancanegara 200 ribu orang pada 2011. Dibandingkan tahun lalu, naik 200 ribu orang untuk domestik, dan 30 ribu orang untuk mancanegara.

Kepala Dinas Pariwisata DIY, Tazbir, agaknya cukup berani memasang target kunjungan wisawatan di tengah kondisi alam yang masih belum bersahabat. Selain status Gunung Merapi yang belum normal, juga ancaman banjir lahar dingin.

Tapi, Tazbir mengaku sudah menyiapkan sejumlah trik untuk menarik minat wisatawan. Sedikitnya 40 kegiatan pariwisata sudah disiapkan sepanjang tahun ini.

“Event yang telah disiapkan oleh pemprov DIY ini diharapkan dapat dipromosikan oleh para pelaku wisata di Yogyakarta, sehingga dengan promosi yang lebih awal ini para wisatawan akan tertarik berkunjung ke Yogyakarta,” ujarnya.

Program wisata yang sudah mulai dipromosikan sejak akhir tahun adalah 'Lava Tour' di kawasan lereng Merapi. Ini cukup ampuh menyedot puluhan ribu wisatawan baik dari dalam maupun dari luar negeri.

Melihat respons itu, berbagai program wisata di kawasan lereng Merapi pun akan dijadikan andalan. Wisata di kawasan atau daerah yang pernah dilanda awan panas pun sedang digarap. "Kegiatan jelajah wisata di kawasan lereng merapi ternyata banyak peminatnya,” katanya

Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta, Deddy Pranowo Eryono menyatakan pascakejadian erupsi pada bulan November 2010 yang lalu, geliat pariwisata di Yogyakarta sudah kembali meski belum sepenuhnya normal.

“Tingkat hunian hotel bintang dan kelas melati pada akhir tahun yang telah mencapai 90 persen menunjukkan pariwisata di Yogyakarta sudah kembali pulih meski belum seperti pada tahun 2009 yang lalu,” ujarnya

Deddy berharap dengan diturunkannya status merapi dan nantinya status merapi kembali ke normal diharapkan dapat menjadi magnet wisatawan untuk datang ke Yogyakarta karena Yogyakarta secara keseluruhan sudah aman untuk dikunjungi.

“Kami siap untuk memberikan informasi terbaru tentang perkembangan merapi dan kami siap mempromosikan berbagai kegiatan pariwisata kepada stake holder pelaku wisata di DIY maupun luar negeri,” katanya.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj