Skip to main content

Sultan Akan Canangkan 4 Januari Jadi Hari Yogya Kota Republik

Yogyakarta - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X akan mengeluarkan surat keputusan yang menetapkan setiap tanggal 4 Januari, warga Yogyakarta wajib memperingati Yogyakarta Kota Republik. Tanggal tersebut untuk memperingati peristiwa bersejarah, pindahnya pemerintahan Republik Indonesia (RI) ke Yogyakarta, 4 Januari 1946.

Hal itu dikatakan Sultan Hamengku Buwono X saat memberikan pidato "Kirab Budaya dan Pengukuhan Yogyakarta Kota Republik" di Pagelaran Kraton Yogyakarta, Selasa (4/1/2011).

"Saya selaku Gubernur Yogyakarta punya kewenangan membuat keputusan bahwa setiap tanggal 4 Januari wajib memperingati Yogya Kota Republik," kata Sultan langsung disambut ribuan peserta kirab dengan meneriakkan yel-yel "Hidup Yogya! Hidup Yogya!".

Sultan kemudian mengajak semua warga masyarakat untuk mendukung hal tersebut sehingga menjadi sebuah kekuatan bersama. "Harapan saya, ini kita sengkuyung bersama sebagai kekuatan kebersamaan dalam NKRI," katanya.

Sultan hadir didampingi adiknya KGPH Hadiwinoto dan GBPH Prabukusumo. Saat berpidato di Pagelaran Kraton Sultan didampingi Wakil Gubernur DIY Sri Paduka Paku Alam IX, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto, Bupati Sleman Sri Purnomo, Bupati Bantul Sri Widati Idham Samawi dan lain-lain.

Sebelum Sultan berpidato, dalang Catur Benyek Kuncoro menggelar pentas wayang revolusi yang menceritakan kisah peristiwa berpindahnya ibukota RI ke Yogyakarta, perjuangan Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang memberikan harta pribadinya sebesar 6 ribu Gulden agar pemerintah RI bisa berjalan hingga peristiwa Agresi Militer Belanda II 18 Desember 1948 dan peritiswa Yogya Kembali.

Sebelum peserta kirab budaya tiba di Pagelaran, ribuan peserta dari berbagai elemen dan paguyuban serta asrama pelajar/mahasiswa se-Indonesia yang ada di kota Yogya mengikuti prosesi kirab. Selain membawa bendera Merah Putih, peserta juga membawa bendera lambang Negari Ngayogyakarto Hadiningrat.

Kirab diawali dari Stasiun Tugu Yogyakarta melewati Jl Malioboro, Istana Gedung Agung, Alun Alun Utara dan berakhir Pagelaran Kraton. Meski sempat diguyur hujan deras, hal itu tidak menyurutkan semangat para peserta.

(bgs/fay)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj