Skip to main content

Cuaca Buruk, Nelayan Tak Berani Melaut

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Nelayan di Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, masih merasakan dampak dari cuaca buruk. Meski ketinggian ombak sudah landai pada kisaran 1-2 meter, nelayan belum berani melaut. Hal ini terutama karena angin kencang sering kali tiba-tiba bertiup pada sore atau malam hari.

Seluruh nelayan di Pantai Wediombo dan Pantai Baron, misalnya, memilih tetap libur melaut. Sebagian besar dari mereka beralih profesi menjadi petani atau buruh bangunan ke kota besar. Nelayan memperkirakan cuaca buruk akan mereda setelah memasuki Maret.

"Kami menunggu angin reda, belum berani melaut," ujar nelayan Pantai Wediombo, Subowo, Rabu (26/1/2011).

Koordinator Tim Search and Rescue Gunung Kidul Sumarno mengatakan, seluruh anggota tim SAR di Gunung Kidul telah siap siaga menjaga seluruh kawasan pantai ketika terjadi cuaca buruk. Sepanjang 2010, empat wisatawan tewas di Pantai Selatan Gunung Kidul dan satu orang tewas pada 2011.

Tak hanya menjaga kawasan pantai, anggota Tim SAR Gunung Kidul juga akan turut terlibat dalam proses rehabilitasi dan rekonstruksi lereng Merapi. Mulai pekan mendatang, lima anggota Tim SAR dari seluruh DIY akan dikirim ke lereng Merapi setiap hari. Kehadiran anggota Tim SAR diharapkan meminimalkan potensi bahaya di lereng Merapi akibat banjir lahar dingin ketika curah hujan sangat tinggi.

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...