Skip to main content

Ratusan Penumpang KA Terancam Tak Terangkut

Diperkirakan 190 ribu penumpang akan menggunakan jasa kereta api pada saat Natal.
VIVAnews - Ratusan penumpang kereta api yang diberangkatan dari stasiun kereta api di wilayah Daops VI Yogyakarta dipastikan tidak terangkut saat libur Natal dan Tahun Baru 2011.

Sebabnya, PT KA Daops VI Yogyakarta tidak lagi mengoperasikan kereta api ektra. Hal ini karena sejumlah rangkaian kereta baik kelas bisnis dan eksekutif dalam proses perbaikan rutin.

"Kita memperkirakan sekitar 500 penumpang kereta kelas komersial (kelas bisnis dan kereta) tidak terangkut dari berbagai stasiun kereta api yang berada di wilayah Daops VI Yogyakarta," kata Eko Budianto, Kepala Humas, PT KA Daops VI Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2010.

Eko memperkirakan jumlah penumpang pada saat liburan Natal dan Tahun Baru 2011 akan mengalami peningkatan hingga 3 persen. Atau dari 188 ribu penumpang menjadi 190 ribu penumpang. "Kita berharap para pengguna jasa kereta api agar memesan tiket jauh-jauh hari agar masih mendapatkan tiket. Tiket dapat dipesan 1 bulan sebelum hari keberangkatan," jelasnya.

Pihaknya, kata Eko hanya akan memaksimalkan rangkaian kereta yang ada agar penumpang masih dapat terangkut meski tidak dalam jumlah yang banyak. Satu rangkaian kereta yang biasanya hanya 8 hingga 9 gerbong akan dimaksimalkan hingga 12 gerbong. "Kita berharap masyarakat yang akan merayakan natal dan tahun baru dapat terangku semua," ujarnya.

Lebih lanjut Eko menyatakan menjelang libur Natal dan Tahun Baru pihaknya telah melakukan pengecekan sarana dan prasarana agar tidak gangguan baik teknis maupun non teknis. "Untuk kenaikan tarif kereta hanya untuk kereta kelas komersil hingga batas atas, sedangkan untuk kelas ekonomi tidak ada kenaikan harga tiket kereta," ujarnya.

Laporan: Juna Sanbawa | Yogyakarta

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj