Skip to main content

Merapi Terpantau Relatif Stabil Pagi Ini

DetikNews | Setelah sempat mengeluarkan awan panas pada kemarin (12/11/2010) petang, aktifitas Merapi cenderung turun. Gunung paling aktif di Indonesia ini terpantau landai pagi ini.

Berdasarkan data seismograf dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK), tercatat tidak ada lagi awan panas yang signifikan setelah kemarin petang yang berakhir pada pukul 18.40 WIB.

Tremor beruntun juga terus terjadi begitu juga dengan suara gemuruh. Sedangkan untuk gempa vulkanik terjadi dua kali dan gempa tektonik satu kali.

Cuaca di sekitar Merapi sendiri cukup cerah. Gunung tersebut dapat dilihat dengan jelas dari arah Sleman, Yogyakarta, Bantul.

Badan gunung tampak jelas berwarna biru terpadu dengan warna langit sebagai latarnya yang berwarna lebih muda. Di puncak tampak gumpalan awan tebal mengepul mengarah ke barat.

"Memang sudah selama dua pekan terakhir selalu mengarah ke barat. Ya ada beberapa yang ke selatan," ujar petugas piket BPPTK Rinekso dalam perbincangan dengan detikcom, Sabtu (13/12/2010) pagi.

Arah angin yang ke barat membuat daerah-daerah di kawasan itu seperti Tempel Sleman dan Muntilan Magelang mendapatkan hujan abu selama beberapa hari terakhir. Sedangkan untuk yang arah selatan mulai relatif jarang dikunjungi abu vulkanik.

Berdasarkan data dari seismograf BPPTK pada Jumat (12/11/2010) petang, awan panas tercatat mulai muncul dari puncak Merapi pada pukul 17.38 WIB sampai 18.40 WIB. Selain itu juga tercatat terdapat gempa tektonik sebanyak dua kali.

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj