Skip to main content

Jalan di Kaliurang Dibuka, Pengungsi Merapi Tengok Rumahnya

Yogyakarta - Hujan debu Merapi di kawasan Kaliurang, Sleman, Yogyakarta, mulai mereda dan jalan-jalan telah dibuka. Sejumlah pengungsi menegok rumahnya dan mengambil barang-barang yang dibutuhkan.

Pengamatan detikcom, Selasa (9/11/2010), Jalan Kaliurang KM 14, tepatnya dekat kampus Universitas Islam Indonesia (UII) sudah dibuka untuk umum.

Beberapa polisi yang berjaga-jaga tidak melarang pengungsi yang ingin menegok rumahnya. "Hati-hati," pesan seorang polisi yang berjaga-jaga kepada setiap pengendara yang melintas.

Begitu pula di Jalan Kaliurang KM 10, Kecamatan Pakem, yang sebelumnya digunakan sebagai posko utama kini mulai didatangi Tim SAR dan anggota TNI.

Pengungsi terlihat berlalu lalang di Jalan Kaliurang. "Cuma nengok rumah. 2 Hari kan kita tidak pulang. Kemarin-kemarin masih dilarang tetapi sekarang sudah boleh. Ternyata masih aman. Sekalian mau ambil termos. Penting di pengungsian buat ambil air panas," kata Parwito Wiyono.

Kediaman Parwito terletak di Jalan Kaliurang KM 22, Dusun Purworjo, Desa Hargobinangun KM 22. Rumah Parwito tidak rusak hanya terlihat kotor dan dipenuhi debu dan pasir.

Warga di kawasan Wisata Kaliurang KM 26 dan KM 27 juga pulang sejenak ke rumahnya. Mereka mengambil tikar, kasur lipat, dan peralatan rumah tangga.

Dari kawasan Kaliurang, samar-samar terdengar gemuruh Gunung Merapi. Volume gemuruh kecil. Gunung Merapi tampak diselimuti kabut tebal. Jalan-jalan dan pepohonan masih diselimuti debu. Aparat Kepolisian sibuk berpatroli.

Jembatan Kali Kuning, yang menghubungkan Desa Hargobinangun dan Desa Umbulharjo, dipenuhi endapan lahar dingin berupa pasir dan lumpur. Banyak juga ditemukan batang pohon yang tumbang yang menutup jembatan dan menghambar aliran sungai.

(aan/nrl)

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Meneropong Kisah Sukses Pemudik Asal Gunungkidul

Berbekal ijazah SMU,Takhlukkan Kota Jakarta Sangat tidak pantas untuk ditiru, apa lagi bila tidak memiliki keahlian yang cukup memadai sebagai modal mencari kerja di Jakarta. Namun pria ini memberi bukti bagaimana mampu sukses di Ibukota Negara . Bagaimana caranya? GUNUNGKIDUL-Meski baru merantau ke Jakarta sejak akhir tahun 2004 lalu, bisa dikatakan pria ini cukup berhasil. Pulas Priotyas Wiyatno nekat membawa istri dan ketiga anaknya ke Ibukota untuk mengadu nasib. Seperti yang dikatakan kepada RADAR JOGJA, awalnya sungguh sangat sulit dan memerlukan perjuangan yang sangat keras untuk bisa bertahan dan tetap survive sehingga menjadi seperti sekarang ini. " Memang belum bisa dibilang sukses mas. Kami sangat biasa banget. Tapi saya bersyukur dapat melewati saat - saat sulit " kata bapak empat anak ini. Selanjutnya Pulas mengisahkan bagaimana ia dengan keluarganya sampai memberanikan diri pergi ke Jakarta yang menurutnya sangat tidak pantas untuk ditiru apalagi bila t...

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...